sahabat pembaca, apakah kita sudah memahami surat alWaqiah yang sering kita tadaruskan? banyak diantara masyakat kita dengan membaca surat al Waqiah ini berharap barakah banyak diberikan rizki. lantas bagaimanakah penjelasannya?
simak video pengajian di pesantren kami dalam acara kiswah mihmidaty (TV 9) tentang surat al Waqi'ah
semoga dapat mencerahkan anda dan mendapatkan ilmu rmanfaat..
Aamiin..
Dr. Hj. Mihmidaty M.Pd.I
konsultan agama & spiritual, Menata Hati Menjernihkan Pikiran, mengajak umat menuju jalan yang lurus menuju kepada Allah SWT dan Rosulnya.
Kamis, 17 Maret 2016
Selasa, 15 Maret 2016
Pembagian Harta Waris Dalam Hukum Islam
sahabat pembaca, dalam masyarakat kita yang muslim, belum semuanya membagikan harta waris yang sesuai aturan Islam. kenapa demikian? beragam jawaban untuk pertanyaan tersebut. salah satunya adalah ketidaktahuan ahli waris membagi sesuai Islam.
bagaimana dengan anda? sudahkah anda mengetahuinya?
simak video pengajian di pesantren kami dalam acara kiswah mihmidaty (TV 9) tentang Pembagian Harta Waris Dalam Hukum Islam.
Dr. Hj. Mihmidaty Afif M.Pd.I., tema : pembagian harta waris dalam hukum islam bag.1
Dr. Hj. Mihmidaty Afif M.Pd.I., tema : pembagian harta waris dalam hukum islam bag.2
Rabu, 11 Februari 2015
Pertanda Orang Berakal
Pertanda
Orang Berakal
Rasulullah Saw bersabda:
ﻴﺎ ﺍﺑﻦ ﺃﺪﻡ : ﺃﻄﻊ ﺭﺑﻙ ﺘﺴﻤﻰ ﻋﺎﻗﻼ ﻮ ﻻ ﺗﻌﺼﻪ ﻔﺘﺴﻤﻰ ﺠﺎﻫﻼ .
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﻧﻌﻴﻡ ﻋﻥ ﺃﺑﻰ
ﻫﺮﻴﺮﺓ﴾
Hai
Ibnu Adam! Taatlah kepada Tuhanmu, maka kamu termasuk orang yang berakal, dan
jangan ma’siyat kepada-Nya, karena kamu akan di sebut sebagai orang yang bodoh.
(Riwayat Abu Na’im melalui Abu Hurairah r.a.)
Keterangan:
Orang yang taat kepada
Tuhannya, dan menjauhi larangan-larangannya di namakan orang
yang berakal, karena dia menyadari,
bahwa ketaatan kepada Allah pasti akan menguntungkan dirinya sendiri. Ketaatan
maupun kedurhakaan makhluq, tidak menambah maupun mengurangi kekuasan dan keagungan
Allah, justru makhluq itulah yang membutuhkan Allah dengan menjalankan segala
perintah dan menjuahi segala larangan-Nya yang berakibat pada keberuntungan
dirinya. Lagipula, orang yang berakal pasti tidak mau berbuat hal-hal yang
berakibat membinasakan dirinya. Karena sesungguhnya tidak sekali-sekali Allah
melarang sesuatu, melainkan di dalamnya terkandung kemudharatan dan kebinasaan
bagi pelakunya.
Akan tetapi, apabila ia
durhaka kepada-Nya, di namakan orang yang bodoh, sebab durhaka kepada Allah
menyebabkan kebinasaan. Dan hanya orang yang bodoh yang mau menjerumuskan
dirinya kepada kebinasaan.
Wallaahu A’lam ..
Kamis, 05 Februari 2015
Keutamaan Berdzikir Hingga Keluar Air Mata
Keutamaan
Berdzikir Hingga Keluar Air Mata
Rasulullah
Saw bersabda:
ﻣﻦ ﺫﻛﺮ ﺍﷲ ﻓﻓﺎﺿﺖ ﻋﻳﻧﺎﻩ ﻣﻦ ﺧﺷﻴﺔ ﺍﷲ ﺤﺗﻰ ﻴﺼﻴﺏ ﺍﻷﺭﺾ ﻤﻥ
ﺩﻤﻮﻋﻪ ﻟﻡ ﻴﻌﺫﺑﻪ ﻳﻭﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻤﺔ .
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺤﻜﻳﻡ﴾
Barang
siapa mengingat Allah hingga kedua matanya menangis karena takut kepada Allah,
hingga sebagian dari air matanya itu menetes ke tanah, niscaya Allah tidak akan
mengadzabnya di hari kiamat.
(Riwayat Hakim)
Penjelasan:
Orang yang
berdzikir mengingat Allah hingga air matanya mengalir membasahi tanah karena
takut terhadap siksaan-Nya, penuh rasa harap kepada rahmat-Nya, kelak di hari
kiamat ia tidak akan di siksa oleh Allah Swt.
Pengertian
dzikir dalam hadits ini adalah dalam keadaan shalat karena dalam kalimat
selanjutnya di sebutkan, hingga sebagian dari air matanya mengenai tanah. Hal
ini menunjukkan bahwa ia sedang dalam keadaan berdiri atau ruku’ atau sujud.
Dengan kata
lain..
Barang siapa
yang berdzikir menyesali dosa-dosanya meneteskan air mata dan bukan berdzikir
menangis karena kehilangan uangnya atau urusan dunia tapi betul-betul dzikir
untuk taubat menyesali dosanya dan tidak akan mengulang perbuatan maksiatnya
(tauban nasuha), maka Allah jadikan air mata orang yang bertaubat tersebut
mampu memadamkan api neraka.
Wallaahu A’lam..
Bukti Orang Beriman
Bukti Orang
Beriman
Rasulullah
Saw bersabda:
ﺇﺫﺍ ﺭﺃﻴﺗﻡ ﺍﻟﺭﺟﻞ ﻴﻌﺘﺎﺪ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺩ ﻔﺎﺷﻬﺩﻮﺍ ﻟﻪ ﺍﻹﻴﻤﺎﻦ .
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺑﻴﻬﻘﻰ ﻋﻥ ﺍﺑﻰ ﺴﻌﻴﺪ﴾
Apabila
kalian melihat seseorang senang mengunjungi masjid-masjid, saksikanlah oleh kalian
bahwa ia beriman.
Salah satu tanda seseorang itu beriman ialah ia
suka ke masjid untuk menunaikan shalat berjama’ah. Hadits ini menerangkan
tentang keutamaan shalat berjama’ah.
10 Hal Kebaikan Di Dalam Shalat
10 Hal Kebaikan Di Dalam
Shalat
Dari
Abu Hurairah r.a. dari Nabi Saw. bersabda:
ﺍﻠﺻﻼﺓ
ﻋﻤﺎﺩ ﺍﻠﺪﻴﻥ ﻔﻤﻥ ﺃﻗﺎﻤﻬﺎ ﻔﻘﺩ ﺃﻘﺎﻡ ﺍﻟﺪﻴﻥ ﻭ ﻤﻥ ﺗﺮﻜﻬﺎ ﻔﻘﺩ ﻫﺪﻡ ﺍﻟﺩﻴﻥ .
“Shalat adalah tiang agama,
barang siapa menunaikannya, maka ia menegakkan agama. Dan barang siapa mengabaikannya,
berarti menumbangkan agama.”
Selanjutnya,
Nabi bersabda:
ﻭ
ﻔﻴﻬﺎ ﻋﺸﺭ ﺧﺻﺎﻞ : ﺯﻳﻦ ﺍﻠﻮﺟﻪ ﻭ ﻧﻭﺭ ﺍﻟﻘﻟﺏ ﻭ ﺭﺍﺤﺔ
ﺍﻠﺑﺩﻦ ﻭ ﺃﻧﺱ ﻔﻰ ﺍﻠﻘﺑﺮ ﻭ ﻤﻧﺯﻞ ﻟﻟﺮﺤﻤﺔ ﻭ ﻤﻔﺗﺎﺡ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭ ﺛﻘﻞ ﺍﻟﻤﻴﺯﺍﻦ ﻭ ﻤﺮﺿﺎﺓ ﺍﻟﺭﺏ
ﻭ ﺛﻤﻥ ﺍﻟﺟﻨﺔ ﻭ ﺤﺟﺎﺏ ﻤﻥ ﺍﻠﻨﺎﺭ .
“Di dalam shalat, ada 10 perkara. Yaitu: (1)
menghiasi muka, (2) menerangi hati, (3) menyenangkan badan, (4) dihibur dalam
kubur, (5) turun rahmat, (6) kunci surga, (7) berat timbangan, (8) di senangi
Tuhan, (9) harga surga, dan (10) penghalang dari neraka.”
Senin, 02 Februari 2015
10 Proses Menjadi Seorang Mu’min Yang Sempurna
10
Proses Menjadi Seorang Mu’min Yang Sempurna
Nabi
Saw. besabda:
ﻻ
ﻴﻛﻭﻥ ﺍﻟﻌﺑﺩ ﻔﻲ ﺍﻟﺴﻣﺎﺀ ﻭ ﻻ ﻔﻲ ﺍﻷﺮﺽ ﻤﺆﻤﻧﺎ ﺤﺗﻰ ﻴﻜﻭﻦ ﻭﺻﻭﻻ ﻭ ﻻ ﻴﻛﻭﻥ ﻭﺻﻭﻻ ﺤﺗﻰ ﻴﻜﻭﻦ
ﻤﺴﻠﻤﺎ ﻭ ﻻ ﻴﻛﻭﻥ ﻤﺴﻠﻤﺎ ﺤﺗﻰ ﻴﺴﻟﻡ ﺍﻠﻨﺎﺲ ﻤﻥ ﻴﺪﻩ ﻮ ﻟﺴﺎﻨﻪ ﻭ ﻻ ﻴﻛﻭﻥ ﻤﺴﻠﻤﺎ ﺤﺗﻰ ﻴﻛﻮﻦ
ﻋﺎﻠﻤﺎ ﻭ ﻻ ﻴﻛﻭﻥ ﻋﺎﻠﻤﺎ ﺤﺗﻰ ﻴﻜﻭﻦ ﺒﺎﻟﻌﻟﻡ ﻋﺎﻤﻼ ﻭ ﻻ ﻴﻛﻭﻥ ﺒﺎﻟﻌﻟﻡ ﻋﺎﻤﻼ ﺤﺗﻰ ﻴﻜﻭﻦ ﺯﺍﻫﺩﺍ ﻭ
ﻻ ﻴﻛﻭﻥ ﺯﺍﻫﺩﺍ ﺤﺗﻰ ﻴﻜﻭﻦ ﻮﺭﻋﺎ ﻭ ﻻ ﻴﻛﻭﻥ ﻮﺭﻋﺎ ﺤﺗﻰ ﻴﻜﻭﻦ ﻤﺘﻭﺍﺿﻌﺎ ﻭ ﻻ ﻴﻛﻭﻥ ﻤﺘﻭﺍﺿﻌﺎ ﺤﺗﻰ
ﻴﻜﻭﻦ ﻋﺎﺮﻔﺎ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻭ ﻻ ﻴﻛﻭﻥ ﻋﺎﺮﻔﺎ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﺤﺗﻰ ﻴﻜﻭﻦ ﻋﺎﻘﻼ ﻔﻰ ﺍﻟﻛﻼﻡ .
“Tidaklah seorang hamba
-di langit maupun di bumi- di sebut seorang mu’min, sebelum ia (1) menjadi
orang yang banyak bersilaturrahim. Dia tidak menjadi orang yang
bersilaturrahim, sebelum dia (2) muslim. Dia tidak menjadi orang muslim,
sebelum (3) orang lain merasa aman dari tangan dan lidahnya. Dia tidak menjadi
muslim, sebelum dia (4) alim. Dia tidak menjadi alim sebelum dia (5) mengamalkan
ilmunya. Dia tidak mengamalkan ilmunya sebelum dia (6) zuhud. Dia tidak menjadi zuhud, sebelum dia (7)
menjadi orang wara’. Dia tidak akan menjadi orang wara’, sebelum dia (8) bersikap
tawadhu’. Dia tidak menjadi orang yang tawadhu’, sebelum dia (9) mengenal
dirinya sendiri. Dia tidak mampu mengenali dirinya sendiri, sebelum dia (10) berfikir
dalam berbicaranya”.
tentang:
J
orang
yang banyak bersilaturrahim
yaitu orang yang
menyambung tali kekeluargaan, persahabatan, pertemanan, dan sejenisnya, dengan
tujuan ridha Allah Swt.
J
orang
lain merasa aman dari tangan dan lidahnya
yaitu kapan pun di
manapun orang mu’min tersebut berada, maka tidak ada orang yang terdhalimi
dengan keberadaannya.
Ketiadaannya banyak orang
merasa kehilangan, keberadaannya dinanti, ditunggu sebab banyak memberikan
manfaat bagi orang lain terutama ilmu Islamnya yang menjadi pencerah kehidupan
orang yang ada di sekitarnya.
J
mengamalkan
ilmu
seseorang bertindak melakukan
sesuatu, bisa jadi karena pemahamannya tentang sesuatu itu mendorong untuk di
lakukan. Sedang pemahamannya, ada karena pengetahuannya. Maka pengetahuan yang
berupa ilmu Islam (taat kepada Allah Swt) setiap kali ia dapatkan (memahaminya),
ia akan mempraktekkannya. Bahkan setelah praktek tersebut, ia sebarkan (ajarkan)
kepada muslim yang lain.
J
zuhud
zuhud terdiri dari 3 huruf,
yaitu za’, ha’, dab dzal.
Za’ menunjukkan Zaaadun
Lil Ma’aad (bekal menuju akhirat), yaitu bekal taqwa kepada Allah Swt.
Ha’ menunjukkan Hidayah
menuju agama, yaitu bimbingan agar berada pada jalan agama Islam.
Dan huruf Dzal,
menunjukkan dawaam ‘alath Thaa’ah (konsisten melakukan taat kepada Allah),
yaitu langgeng berada pada ketaatan, senantiasa berada dalam keadaan taat
kepada Allah dan menjauhi segala larangannya.
J
wara’
adalah menjaga dan
menghindari dari hal-hal yang di haramkan, kemudian di gunakan juga untuk
menghindari diri dari yang makruh dan mubah.
Jadi, aktivitas orang
yang wara’ (dan disebut dengan istilah wira’i) adalah kegiatan yang bersifat wajib
dan sunnah (yang terbaik saja).
J
orang
yang tawadhu’ (rendah hati)
Sehubungan dengan
tawadhu’, Anas bin Malik mengatakan:
Rasulullah Saw. suka: menjenguk
orang sakit, mengantarkan jenazah, menunggangi keledai dan menghadiri undangan
dari hamba sahaya
diriwayatkan, bahwa Nabi
Saw. bersabda (yang artinya):
”Barang
siapa yang baik rupanya, berkedudukan yang mengharumkannya, serta rendah hati
(tawadhu’), maka dia termasuk orang dekat dengan Allah pada hari kiamat”. (H.R. Abu Nu’aim)
J
Menjadi
orang yang arif binafsihi (mengenali dirinya sendiri)
Bagaimana kita mengenali
diri sendiri?
Mari kita kembalikan
pertanyaan dan persoaln ini kepada al Qur’an. Karena disanalah kita akan
menemukan konsep jati diri yang sebenarnya menurut Islam.
Secara umum konsep ini
selalu dikaitkan dengan 3 pertanyaan ini.
1. Siapa saya?
2. Saya dari mana?
3. Untuk apa?
4. Dan mau kemana?
Siapa
saya? Dan dari mana?
Dalam
al Qur’an surat As-Sajdah ayat 7-9, Allah berfirman:
üÏ%©!$# z`|¡ômr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)n=yz ( r&yt/ur t,ù=yz Ç`»|¡SM}$# `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÈ
“yang membuat segala sesuatu yang
Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.”
¢OèO @yèy_ ¼ã&s#ó¡nS `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇÑÈ
“kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina.”
¢OèO çm1§qy yxÿtRur ÏmÏù `ÏB ¾ÏmÏmr ( @yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur 4 WxÎ=s% $¨B crãà6ô±n@ ÇÒÈ
“kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur.”
Untuk
apa?
Dalam
al Qur’an surat Adz-Dzarriyyat ayat 56, Allah berfirman:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
“dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Dan Al-Baqarah ayat 30:
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
30. ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dan mau
kemana?
Dalam
al Qur’an surat As-Sajdah ayat 19-20, Allah berfirman:
$¨Br& tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏHxåur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# öNßgn=sù àM»¨Zy_ 3urù'yJø9$# KwâçR $yJÎ/ (#qçR%x. tbqè=yJ÷èt ÇÊÒÈ $¨Br&ur tûïÏ%©!$# (#qà)|¡sù ãNßg1urù'yJsù â$¨Y9$# ( !$yJ¯=ä. (#ÿrß#ur& br& (#qã_ãøs !$pk÷]ÏB (#rßÏãé& $pkÏù @Ï%ur öNßgs9 (#qè%rè z>#xtã Í$¨Z9$# Ï%©!$# OçFZä. ¾ÏmÎ/ cqç/Éjs3è? ÇËÉÈ
Adapun orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, Maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala
terhadap apa yang mereka kerjakan.
dan Adapun orang-orang yang Fasik
(kafir) Maka tempat mereka adalah Jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar
daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka:
"Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya."
J
Adapun
selalu mengfungsikan akal (berfikir) dalam berbicara
Kecenderungan untuk
berbicara tanpa berfikir dahulu terwujud melalui banyak cara.
Biasanya itu terjadi
ketika pikiran sedang reaktif.
Bila lawan bicara menjadi
sasaran dialog yang tidak membuat terdengar nyaman, biasanya dia membalas
dengan kata-kata yang bisa berkembang menjadi pertengkaran atau adu argumentasi
yang berujung pada debat kusir.
Sungguh penting diam sejenak tanpa
berkata-kata setelah orang lain selesai bicara, agar kita pada gilirannya, bisa
befikir sebelum berbicara. Yang penting sudah berusaha ramah, penuh perhatian,
dan tidak menjadikan diri kita sebagai penghalang.
Wallaahu A’lam..
Langganan:
Postingan (Atom)