Senin, 02 Februari 2015

Takut Kepada Allah, Mengendalikan Lisan, dan Selektif Terhadap Makanan

Takut Kepada Allah, Mengendalikan Lisan, dan Selektif Terhadap Makanan
Diriwayatkan bahwa seseorang dari Bani Israel telah pergi menuntut ilmu keluar negeri. Berita itupun telah sampai kepada Nabi mereka saat itu. Kemudian iapun dipanggil dan setelah menghadap, lalu sang Nabi itu besabda:
ﻴﺎ ﻔﺘﻰ ﺇﻧﻰ ﺃﻋﻇﻚ ﺒﺛﻼﺜﺔ ﺤﺻﺎﻞ ﻔﻴﻬﺎ ﻋﻟﻢ ﺍﻷﻭﻠﻴﻥ ﻭ ﺍﻷﺨﺭﻴﻦ ﺧﻑ ﺍﷲ ﻔﻰ ﺍﻟﺴﺮ ﻮ ﺍﻟﻌﻼﻧﻴﺔ ﻮ ﺃﻤﺴﻚ ﻟﺴﺎﻧﻙ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﻟﻖ ﻻ ﺗﺫﻛﺭﻫﻡ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﺧﻴﺮ ﻭ ﺍﻧﻈﺮ ﺧﺑﺯﻚ ﺍﻟﺬﻯ ﺘﺄﻛﻟﻪ ﺤﺗﻰ ﻴﻛﻭﻦ ﻤﻥ ﺍﻠﺤﻼﻝ .
“Wahai pemuda, sesungguhnya aku akan menasehatimu dengan 3 perkara yang di dalamnya terdapat ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang zaman akhir, yaitu (1) kamu harus takut kepada Allah, baik secara rahasia maupun secara terang-terangan, (2) tahanlah lisanmu dari menjelekkan makhluk, janganlah kamu menceritakan mereka selain kebaikannya, dan (3) lihatlah rotimu yang akan kamu makan, sehingga jelas kehalalannya.”
Setelah itu, ternyata pemuda tersebut mengurungkan kepergiannya menuntut ilmu keluar negeri.
Pembahasan:
Keterangan diatas, sama sekali tidak menunjukkan pelarangan menuntut ilmu keluar negeri. Karena Rasulullah Saw pernah bersabda:
ﺍﻄﻟﺑﻭﺍ ﺍﻠﻌﻠﻡ ﻮ ﻟﻮ ﺑﺎﻟﺻﻴﻦ ﴿ﺍﻠﺤﺪﻴﺚ﴾
“Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.”
Jadi, pesan Nabi dari Bani Israel tersebut adalah:
1.    Harus takut kepada Allah, baik secara rahasia maupun secara terang-terangan
Karena orang tersebut akan selalu sadar merasa di awasi Allah, akan memperhitungkan kebaikan atau keburukan yang akan ditimbulkan amalnya. Dengan demikian, merasa terjaga dari dosa yang berlipat-lipat.
2.    Tahanlah lisanmu dari menjelekkan makhluk, janganlah kamu menceritakan mereka selain kebaikannya
Sejelek apapun manusia, masih ada meskipun sedikit kebaikannya. Maka, kejelekan yang ia perbuat tentu tidak ingin menjadi kosumsi public, yang akan menyebabkan bertambah keburukannya. Apalagi sebaliknya. Yakni yang kebaikannya yang lebih dominan. Tentu tidak ingin kebeurukan –meski sedikit- menjadi kosumsi public.
Maka marilah kita berhati-hati tentang ucapan dan kata-kata kita tentang keburukan orang lain.
3.    Lihatlah rotimu yang akan kamu makan, sehingga jelas kehalalannya
Memastikan apapun yang masuk ke mulut kita (makanan dan minuman) adalah yang halal saja. Bukan yang makruh, syubhat, apalagi yang haram.
Sesedikit apapun yang haram masuk kedalam mulut kemudian menjadi bagian tubuh, akan mempengaruhi kualitas kualitas ibadah.
Kita berlindung kepada Allah dari segala hal yang dimurkai-Nya.
Wallaahu A’lam bish-Showaab ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar