Takut
Kepada Allah, Mengendalikan Lisan, dan Selektif Terhadap Makanan
Diriwayatkan
bahwa seseorang dari Bani Israel telah pergi menuntut ilmu keluar negeri.
Berita itupun telah sampai kepada Nabi mereka saat itu. Kemudian iapun
dipanggil dan setelah menghadap, lalu sang Nabi itu besabda:
ﻴﺎ
ﻔﺘﻰ ﺇﻧﻰ ﺃﻋﻇﻚ ﺒﺛﻼﺜﺔ ﺤﺻﺎﻞ ﻔﻴﻬﺎ ﻋﻟﻢ ﺍﻷﻭﻠﻴﻥ ﻭ ﺍﻷﺨﺭﻴﻦ ﺧﻑ ﺍﷲ ﻔﻰ ﺍﻟﺴﺮ ﻮ ﺍﻟﻌﻼﻧﻴﺔ ﻮ ﺃﻤﺴﻚ
ﻟﺴﺎﻧﻙ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﻟﻖ ﻻ ﺗﺫﻛﺭﻫﻡ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﺧﻴﺮ ﻭ ﺍﻧﻈﺮ ﺧﺑﺯﻚ ﺍﻟﺬﻯ ﺘﺄﻛﻟﻪ ﺤﺗﻰ ﻴﻛﻭﻦ ﻤﻥ ﺍﻠﺤﻼﻝ .
“Wahai pemuda, sesungguhnya aku akan menasehatimu dengan 3
perkara yang di dalamnya terdapat ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang
zaman akhir, yaitu (1) kamu harus takut kepada Allah, baik secara rahasia
maupun secara terang-terangan, (2) tahanlah lisanmu dari menjelekkan makhluk,
janganlah kamu menceritakan mereka selain kebaikannya, dan (3) lihatlah rotimu
yang akan kamu makan, sehingga jelas kehalalannya.”
Setelah
itu, ternyata pemuda tersebut mengurungkan kepergiannya menuntut ilmu keluar
negeri.
Pembahasan:
Keterangan
diatas, sama sekali tidak menunjukkan pelarangan menuntut ilmu keluar negeri. Karena
Rasulullah Saw pernah bersabda:
ﺍﻄﻟﺑﻭﺍ
ﺍﻠﻌﻠﻡ ﻮ ﻟﻮ ﺑﺎﻟﺻﻴﻦ ﴿ﺍﻠﺤﺪﻴﺚ﴾
“Tuntutlah ilmu
walaupun sampai ke negeri Cina.”
Jadi,
pesan Nabi dari Bani Israel tersebut adalah:
1.
Harus
takut kepada Allah, baik secara rahasia maupun secara terang-terangan
Karena orang tersebut
akan selalu sadar merasa di awasi Allah, akan memperhitungkan kebaikan atau
keburukan yang akan ditimbulkan amalnya. Dengan demikian, merasa terjaga dari
dosa yang berlipat-lipat.
2.
Tahanlah
lisanmu dari menjelekkan makhluk, janganlah kamu menceritakan mereka selain
kebaikannya
Sejelek apapun manusia,
masih ada meskipun sedikit kebaikannya. Maka, kejelekan yang ia perbuat tentu
tidak ingin menjadi kosumsi public, yang akan menyebabkan bertambah
keburukannya. Apalagi sebaliknya. Yakni yang kebaikannya yang lebih dominan. Tentu
tidak ingin kebeurukan –meski sedikit- menjadi kosumsi public.
Maka marilah kita
berhati-hati tentang ucapan dan kata-kata kita tentang keburukan orang lain.
3.
Lihatlah
rotimu yang akan kamu makan, sehingga jelas kehalalannya
Memastikan apapun yang
masuk ke mulut kita (makanan dan minuman) adalah yang halal saja. Bukan yang
makruh, syubhat, apalagi yang haram.
Sesedikit apapun yang
haram masuk kedalam mulut kemudian menjadi bagian tubuh, akan mempengaruhi
kualitas kualitas ibadah.
Kita berlindung kepada Allah dari
segala hal yang dimurkai-Nya.
Wallaahu
A’lam bish-Showaab ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar