KONSEP MATERI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR AN
Hj. Mihmidaty Ya’cub
Abstrak: Materi
pendidikan adalah bahan ajar Kedua
materi pendidikan tersebut dapat mengantarkan manusia untuk memcapai
kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai dengan profesinya masing-masing. Sementara
ada fihak yang beranggapan bahwa pelajaran agama bersumber dari Al-Qur an dan
hadits, sedangkan materi pelajaran umum bersumber dari penemuan para pemikir
Barat. Padahal sebenarnya semua ilmu pengetahuan atau materi pendidikan
bersumber dari Allah SWT. yang tertulis didalam Al-Qur an dan dijabarkan dalam
hadits yang kemudian dikembangkan oleh daya pikir atau akal yang telah
dianugerahkan Allah kepada manusia. Hanya saja belum banyak sarjana muslim yang
memunculkan hal tersebut. Tulisan ini berusaha menemukan konsep materi
pendidikan dengan meneliti ayat-ayat
Al-Qu an dengan menggunakan pendekatan tematik ( maudlu’i ), dengan cara menelusuri ayat-ayat Al-Qur an yang bertema
atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Penulis mulai dengan ayat-ayat yang
berhubungan dengan tarbiyah jismiyah (pendidikan
jasmani) kemudian tarbiyah ruhiyah
(pendidikan kerohanian) dan tarbiyah
aqliyah (pendidikan kecerdasan) serta tarbiyah
ijtima’iyah (pendidikan kemasyarakatan).
Kata Kunci:Materi pendidikan, arbiyaht
jismiyah,ruhiyah,aqliyah, ijtimi’iyah.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan masalah yang
sangat penting yang berhubungan dengan kekuasaan Allah kepada manusia, karena
sebenarnya pendidik makhluk di alam semesta ini adalah Allah, dengan bukti
sebutan lain dari Allah (Tuhan) adalah Rabb (Pendidik), Allah Rabbul ‘aalamiin Allah adalah Pendidik
seluruh manusia di alam. Tetapi dalam pelaksanaan riilnya, pendidikan
diserahkan kepada manusia yang diberi tugas sebagai khalifah
(pengelola/penguasa) di bumi dan Allah memberikan konsep materi pendidikan
tersebut dalam Al-Quran telah lengkap untuk kepentingan kesejahteraan hidup manusia
di dunia maupun di akhirat.
Materi pendidikan adalah bahan ajar
yang diberikan oleh pendidik, baik secara formal di sekolah maupun non formal
di lembaga kursus. Sedangkan secara
informal dalam keluarga dan masyarakat pelaksanannya sangat fleksibel.
Materi pendidikan berfungsi sebagai bahan
dan sekaligus acuan dalam proses pendidikan dan pengajaran, agar pendidikan dan
pengajaran dapat mengarah pada tujuan pendidikan yang dimaksud. Dalam hal ini
adalah pendidikan Islam, yaitu terwujudnya manusia yang sempurna, manusia yang mampu mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
Konsep materi pendidikan dalam
Al-Qur an ini penting diketahui oleh para pendidik agar mempunyai dasar yang
pasti benar tentang materi ajarnya, dan dapat mengaitkan semua ilmu pengetahuan
dengan ajaran dan kekuasaan Allah, sehingga dapat mencetak generasi yang
menguasai IPTEK dan IMTAQ.
Masalah Dan
Metode Penelitian :
Masalah yang terjadi dilapangan
adalah bahwa di dunia pendidikan terutama pendidikan umum, pelajaran selain
agama, seakan-akan tidak ada kaitannya dengan agama: aqidah, syariah dan
mu’amalah. Demikian juga pelajaran agama seakan-akan tidak berkaitan dengan
masalah sosial,iptek dan lain-lain. Padahal sebenarnya materi-materi pelajaran
itu baik umum maupun agama juga bersumber dari Al-Qur an mendorong manusia
untuk tetap tunduk pada kekuasaan Allah SWT.
Sedangkan
metode penelitian ini adalah menggunakan pendekatan tematik (maudlu’i ), dengan
cara menulusuri ayat-ayat Al-Qur an yang bertema atau berhubungan dengan iptek
dan imtaq.
MATERI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR AN
Materi
pendidikan di dalam Al-Qur an meliputi : tarbiyah
jismiyah (pendidikan jasmani), tarbiyah
ruhiyah (pendidikan kerohanian), tarbiyah
aqliyah (pendidikan kecerdasan), dan tarbiyah
ijtima’iyah (pendidikan kemasyarakatan).
Masing-masing
akan dibahas dalam uraian berikut :
TARBIYAH JISMIYAH (PENDIDIKAN JASMANI)
Yang dimaksud tarbiyah jismiyah (pendidikan jasmani) adalah segala macam bentuk
bimbingan dan pendidikan yang bertujuan untuk menyehatkan dan menguatkan
tubuhnya agar phisik tumbuh dengan
sempurna dan wajar.
Materi pendidikan ini dimaksudkan
agar manusia mampu menghadapi dan mengatasi kesulitan dan tantangan menuju
kesempurnaan hidup yang membutuhkan tenaga, kekuatan dan kesehatan, dan agar
tidak rawan(menghawatirkan) kondisi tubuhnya dan kesejakteraannya, sebagaimana
firman Allah dalam Al-Quran surat
An-nisa’/4: 9
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka hawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” Adapun materi pendidikan jismiyah ini meliputi :
- Gizi makanan
Gizi makanan adalah kebutuhan pokoh jasmani sejak
manusia lahir sampai mati. Sejak lahir anak membutuhkan air susu ibu (asi)
sampai berusia dua tahun, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah/2: 233 :
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.”
Gizi makanan ini
melalui pemberian makan minum (nafkah) oleh orang tua kepada anak, sebagaimana
firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Thalaq/65 : 7
Artinya: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya, hendaklah memberi
nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.”
Dan masih banyak
lagi ayat-ayat Al-Quran yang mengajarkan tentang pentingnya gizi makanan ini
bagi anak dari rizki yang baik, yang halal , antara lain dalam Al-Quran surat Al-Baqarah/2:168,172,
Al-Maidah/5: 4, 96, Al-An’am/6:141,142, Al-Syu’ara’/26: 79 dan lain-lain.
Selain perintah Allah untuk makan
dan minum dari rizki Allah, Allah juga melengkapi ajaranNya tentang hal-hal
yang harus dijauhi (diharamkan) sebagaiman firmanNya dalam Al-Quran surat Al-Maidah/5:3, 90
Al-Baqarah/2:173 dan lain-lain.
Kesehatan
Selain
gizi makanan, Allah juga mendidik agar manusia tetap sehat. Manusia membutuhkan
kesehatan, baik jasmani maupun ruhani, karena manusia diberi
kewajiban-kewajiban agama oleh Allah yang hanya dapat dilaksanakan dengan
sempurna bila dalam kondisi sehat jasmani dan ruhani, seperti shalat dan haji.
Dan bahkan jika tidak sehat ruhani (misalnya gila), maka tidak ada kewajiban
melaksanakan perintah agama, karena agama diperuntukkan hanya bagi orang yang
berakal sehat.
Tentang kesehatan atau penyembuhan
ini Allah telah berfirman dalam Al-Quran surat
Al-Syu’ara’/26: 80
Artinya : “Dan jika aku sakit, maka Dia (Allah) yang
menyembuhkan aku.”
Dan firman Allah
Al-Quran surat
Al-Nahl/16: 69
Artinya: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya
terdapat obat yang menyambuhkan bagi manusia.”
Selain kesehatan jasmani sebagaimana
tersebut diatas, Allah juga memperhatikan kesehatan ruhani. Sumber dari
gangguan kesehatan ruhani adalah tidak adanya ketenteraman jiwa manusia. Maka
dalam hal ini Allah memberi solusi yang terbaik agar jiwa manusia senantiasa
dalam keadaan tenteram, yaitu dengan dzikir, sebagaimana firmanNya dalam
Al-Quran surat
Al-Ra’d/13: 28
Artinya: “Orang-orang yang beriman hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat (dzikir) Allah, ketahuilah hanya dengan ingat
(dzikir) Allah hati menjadi tenteram.”
TARBIYAH RUHIYAH (PENDIDIKAN
KEROHANIAN)
Yang dimaksud dengan pendidikan ini
adalah segala usaha, pembinaan latihan
dan pendidikan agar manusia memiliki mental yang sehat dan kuat, ter- utama
mental agama. Pendidikan ini membawa manusia memahami dan mengamalkan ajaran
agama Islam dan memiliki pengetahuan agama Islam, sehingga menjadi manusia yang
bertaqwa pada Allah dan memiliki perilaku budi pekerti yang luhur serta akhlaq
yang mulia.
Adapun materi tarbiyah ruhiyah
(pendidikan kerohanian) ini meliputi :
Keimanan
Yang
dimaksud dengan iman adalah percaya tiada Tuhan selain Allah dan membenarkan
bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan Allah dan apa yang dibawanya itu dari Allah.
Dii’tikadkan dengan kepercayaan yang
teguh, dengan kepatuhan serta tunduk yang diresapi dalam hati.[1]
Keimanan ini intinya adalah tauhid,
yaitu kepercayaan yang menegaskan bahwa hanya Allahlah yang menciptakan dan
mengatur serta mendidik alam semesta ini. Sebagai konsekwensinya, maka hanya
Allah itulah satu-satunya yang wajib disembah, dimohon petunjuk dan
pertolonganNya.
Materi keimanan ini dalam Al-Quran
sangat banyak, maka sebagian saja yang ditulis dalam uraian ini, antara lain
adalah dalam surat
Al-Isra’/17: 23
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang
tua.”
Dan firman Allah
dalam Al-Quran surat
Luqman/31: 13
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, diwakti ia memberi pelajaran kepadanya. Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu kedlaliman yang
besar.”
Selain dua ayat tersebut diatas
adalah firman Allah dalam Al-Quran surat
Al-Baqarah/2:163, 255, 285, Al-Nisa’/4:171, Al-Maidah/5:73, Al-Ikhlash/112:1-4.dll.
Ibadah
Ibadah adalah penghambakan diri
kepada Allah. Ibadah umum adalah semua amalan yang tidak dilarang oleh Allah
dan dilakukan dengan tujuan mendapatkan pahala dari Allah, sedangkan ibadah
khusus adalah ibadah yang telah ditentukan oleh Allah aturan-aturannya secara
rinci.[2]
Tujuan Allah menciptakan manusia
adalah agar mereka menyembah kepada Allah saja. Sebagaimana firman Allah dalam
Al-Quran surat
Al-Dzariyat/51:56
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia,
melainkan supaya mereka menyembah atai beribadah kepadaKu.”
Macam-macam materi ibadah antara lain :
. Shalat :
Allah memerintahkan kepada manusia
supaya melaksanakan shalat yang manfaatnya untuk manusia itu sendiri, antara
lain mendapatkan pertolongan Allah, memperoleh rizki dari Allah, rahmat Allah,
kabahagiaan hidup di dunia dan akhirat, sabagaimana firman Allah surat
Al-Baqarah/2:45 (hubungan shalat dengan pertolongan Allah)
Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan shalat,dan sesungguhnya (shalat) itu berat kecuali atas orang
yang khusyu’.”
Dan firman Allah
surat Thaha/29:132
(hubungan shalat dengan rizki)
Artinya: “Dan suruhlah keluargamu shalat dan
bersabarlah atasnya. Kami tidak minta rizki padamu, Kamilah yang memberi rizki
padamu dan akibat (yang baik) itu bagi orang yang bertakwa.”
Dan firman Allah
surat Al-Nur/24:56
(hubungan shalat dengan rahmat Allah)
Artinya: “Dan dirikanlah shalat , tunaikanlah zakat
dan taatlah kepada rasul, supaya kalian diberi rahmat.”
Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah/2: 3 dan dihubungkan dengan
ayat 5 menunjukkan bahwa shalat menjadi sarana untuk mendapatkan kebahagiaan
hidup. Suart Al-Baqarah/2: 177 menunjukkan bahwa shalat merupakan sarana untuk menghilangkan
rasa takut, hawatir dan sedih. Dan masih banyak lagi ayat-ayat tentang shalat
dan manfaatnya yang kurang memungkinkan untuk diutarakan semua dalam tulisan
yang singkat ini.
Selain shalat wajib yang
dilaksanakan lima
kali sehari semalam, juga di perintahkan shalat sunnah, sebagaimana firman
Allah dalam QS.Al-Isra’/17:79
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari shalatlah
tahajjud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, semoga Tuhanmu mengangkatmu ke
tempat yang terpuji.”
Zakat.
Didalam Al-Quran ayat-ayat tentang
zakat sering kali bersamaan dengan shalat, sehingga manfaat zakat ini banyak
persamaannya dengan shalat, sebagaimana dalam QS.Al-Nur/24:56 zakat berhubungan
dengan rahmat Allah,QS.Al-Baqarah/2: 177
zakat merupakan sarana untuk menghilangkan rasa takut, hawatir dan sedih,
dan lain-lain.
Ayat-ayat tentang zakat sangat
banyak dan kurang memungkinkan untuk di tulis semua dalam bahasan yang singkat
ini.
Selain zakat yang merupakan shadaqah
wajib, Allah juga mengajarkan shadaqah sunnah yang disebut infaq, sebagaimana
firmanNya dalam QS.Al-Baqarah/2: 261:
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan
harta mereka di jalan Allah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
batang, tiap batang seratus biji.
Puasa.
Tujuan Allah mewajibkan manusia
melakukan ibadah puasa adalah agar mereka bertaqwa kepada Allah, sebagaimana
firman Allah dalam Al-Quran surat
Al-Baqarah/2:183. Dan sifat taqwa inilah yang menyebabkan manusia memiliki
sifat-sifat yang terpuji , yaitu suka ber-infak
atau shadaqah, memaafkan manusia,
menahan marah, menghentikan perbuatan dzalim
dan dosa
menghantarkan
mereka masuk surga sebagai puncak kebahagiaan yang dicita-citakan seluruh manusia
di alam, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Ali Imran/3: 233-136.
Puasa itu sendiri diwajibkan oleh
Allah melalui firmanNya dalam QS.Al-Baqarah/2:183. sedangkan ayat 184 Allah
menyatakan bahwa orang yang sakit dan bepergian (yang tidak mampu berpuasa)
boleh berbuka dan mengqadla dihari-hari selain Ramadlan, tetapi kalau ia kuat
puasa (dan ia berbuka), maka ia wajib mengkadla dan membayar fidyah (sehari satu mud),demikian juga
bagi wanita yang hamil dan menyusui, jika ia berbuka karena tidak kuat puasa,
maka cukup mengkadla ,tetapi jika ia berbuka bukan karena tidak kuat puasa(karena
menghawatirkan anaknya), maka wajib qadla dan membayar fidyah.[3]
Hal ini berdasarkan firman Allah dalam ayat tersebut yang berbunyi
dan atas
orang-orang yang mereka kuat puasa (tetapi dalam udzur ia berbuka),maka ia membayar fidyah memberi makan orang miskin (tambahan dari qadha puasanya).[4]
Selain puasa wajib, Allah juga
mengajarkan puasa sunnah yang disampaikan melalui sunnah rasulNya.
Haji
Ibadah haji diwajibkan oleh Allah
kepada manusia seumur hidup sekali, dan ibadah haji selebihnya adalah sunnah.
Kewajiban manusia menunaikan ibadah haji difirmankan oleh Allah dalam QS. Ali
Imran/3: 97
Artinya: “Mengerjakan ibadah haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
baitullah.” (orang yang sanggup mendapatkan bekal, transportasi,sehat dan
aman dalam perjalanan).[5]
Dan surat Al-Baqarah/2:196-203,
Al-Hajj/22: 27-29 yang berisi aturan-aturan pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
Akhlaq
Akhlaq
adalah perangai, budi pekerti yang mencakup lahiriyah
dan batiniyah, mencakup hubungan
dengan Allah dan hubungan dengan manusia. Dengan kata lain, akhlaq adalah
kepribadian atau sikap mental dan kehidupan jiwa manusia.
Inti ajaran Islam ialah mengadakan
bimbingan bagi kehidupan mental dan jiwa manusia, dalam hal inilah terletak
hakikat manusia, sikap mental dan kehidupan jiwa inilah yang menentukan bentuk
kehidupan lahir.
Nabi
Muhammad SAW. diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlaq ummat manusia di
dunia.[6]
Akhlaq manusia cenderung untuk surut atau mundur jika tidak dibarengi dengan
ajaran agama dan suri tauladan dari seorang Nabi, karena manusia mempunyai
nafsu yang cenderung mengajak pada keburukan dan adanya syetan yang pekerjaannya
menggoda manusia. Maka diutusnya seorang Nabi untuk diikuti dan diteladani,
sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Ahzab/33: 21 Artinya: “Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak
dzikir pada Allah.”
Karena
Rasulullah berbudi pekerti yang agung, sesuai dengan surat Al-Qalam/54: 4
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar
berbudi pekerti yang agung.”
Membaca
Al-Quran
Al-Quran
adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dengan perantaraan
Malaikat Jibril. Ia juga merupakan sumber ajaran agama Islam yang pertama, maka
ummat Islam wajib membacanya agar mengetahui, memahami dan meresapi serta
melaksanakan ajaran-ajarana agama Islam sebenar-benarnya. Allah berfirman dalam
QS.Al-Muzammil/73: 4
Artinya: “Dan bacalah Al-Quran itu dengan
perlahan-lahan (tartil).”
Dan Firman Allah
dalam surat
Al-A’raf/7: 204
Artinya: “Dan apabila Al-Quran dibaca, maka
dengarkanlah dan perhatikan dengan tenang agar kalian mendapat rahmat (Allah).”
Al-Hadits
Al-Hadits
adalah perkataan, perbuatan, sifat dan ketetapan Nabi Muhammad SAW.[7] Ia
juga merupakan sumber ajaran agama Islam yang kedua setelah Al-Quran. Ummat Islam
wajib berpedoman pada hadits Nabi ini, sebagaimana firman Allah dalam QS.
Al-Hasyr/59: 7
Artinya: “Dan apa-apa yang disampaikan oleh Rasul
kepadamu, maka ambillah (ikutilah) dan apa-apa yang kalian dicegah olehnya
melakukan sesuatu, maka tinggalkanlah.”
TARBIYAH
AQLIYAH (PENDIDIKAN KECERDASAN)
Tarbiyah
‘aqliyah adalah pendidikan untuk memberikan kecerdasan dan ketrampilan.
Aspek intelektual adalah termasuk
salah satu sisi kejiwaan manusia yang harus dipupuk, didorong dan dilatih serta
dikembangkan untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia, baik di dunia maupun
di akhirat. Materi pendidikan kecerdasan ini meliputi:
Membaca dan menulis
Wahyu
pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. adalah tentang membaca
dan menulis. Firman Allah surat
Al-‘Alaq/96:1-5
Artinya: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah ,dan
Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam (baca
tulis).Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Maka belajar membaca dan menulis itu
wajib bagi manusia, karena dengan kemampuan baca-tulis manusia akan dapat
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak dan luas.
Berhitung
Didalam
Al-Quran meskipun tidak secara sharih (jelas)
membicarakan tentang hitungan, tetapi ayat-ayat dalam Al-Quran banyak yang
menyebutkan tentang bilangan atau jumlah, misalnya QS. Al-Mulk/67:3 tentang
tujuh langit, Al-Sajdah/32: 4 tentang enam hari penciptaan langit dan bumi,
ayat 5 tentang satu hari yang lamanya seribu tahun, Al-Taubah/9:35 tentang jumlah
bulan dalam satu tahun ada dua belas, Al-Baqarah/2:282 tentang dua orang saksi
kalau lelaki dan empat orang kalau perempuan.
Banyaknya bilangan-bilangan atau
hitungan-hitungan dalam ayat-ayat Al-Quran ini memberi pelajaran bahwa manusia
harus menguasai masalah hitungan ini.
Dalam
Al-Quran memang ada kata hisab yang artinya menurut bahasa adalah hitung pada surat Al-Isra’/17:12 dan Yunus/10: 5, tetapi yang
dimaksud dalam hal ini adalah hitungan hisab dalam ilmu falak. Ayat ini juga
mengajarkan pentingnya menguasai hitungan.
Biologi
Biologi merupakan salah satu bidang
ilmu pengetahuan yang mempelajari perkembangan dan pertumbuhan makhluq hidup.
Ilmu ini tersirat dalam Al-Quran pada beberapa ayat, antara lain QS.Al-Mu’minun/23:12-14,
Al-Fathir/35:11, Al-Furqan/25:54, Al-An’am/6:141,143,144,Al-Ghasyiyah/88:17,
Al-Nahl/16:68-69,Al-A’raf/7:57, Al-Zumar/39: 6,dll.
Dalam surat Al-mu’minun/23:12-14, Allah menerangkan
tentang proses kejadian manusia sejak dari saripati tanah, sperma dan ovum,
segumpal darah, segumpal daging, tulang belulang yang dibungkus kulit,
dimasukkan ruh kedalamnya sampai lahir menjadi manusia. Surat Al-Fathir/35:11dan Al-furqan/25:54 menguatkan
kejadian manusia yang diterangkan dalam surat
Al-Mu’minun. Sedangkan Al-An’am/6:141, Al-A’raf/7: 57 menerangkan tentang
kejadian tumbuh-tumbuhan dan ayat 143dan 144 serata Al-Ghosyiyah/88:17
menerangkan tentang kehidupan binatang ternak sapi, unta dan kambing. Dan surat Al-Nahl/18:68-69
menjelaskan tentang binatang lebah yang menghasilkan madu.
Sedangkan Al-Zumar/39:6 mengajarkan bahwa
dalam rahim ibu terdapat tiga lapis endometrium,
myemetrium dan perimetrium.[8]
Fisika
Fisika
juga merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang Allah mendorong manusia
untuk mempelajarinya guna kesejahteraan hidup manusia. Materi tentang fisika ini tercantum
dalam Al-Quran surat
Al-Anbiya’/21:30
Artinya: “Bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.”
Ayat ini menjelaskan bahwa langit dan bumi asal dahulunya menjadi satu
kemudian dipisahkan oleh Allah, Al-Rahman
7 menyiratkan tentang gravitasi (gaya berat), Al-Anbiya’/21:104 menerangkan expanding universe (penuaian alam
semesta), Al-An’am/6:125 mengisyaratkan tentang ruang hampa di angkasa luar.[9]
Kimia
Materi
kimia yang tercantum dalam Al-Quran antara lain adalah surat Al-Nahl/16: 67, Artinya: “Dan dari buah-buahan kurma dan anggur,
mereka ada yg membuatnya menjadi minuman keras dan (ada yang menjadikannya)
rizki yang baik.”
Dalam proses perubahan dari bentuk
kurma dan anggur menjadi minuman keras, akan terjadi peristiwa kimiawi.
Ayat lain tentang kimia ini adalah
dalam surat
Al-Furqan/25:53 dan Al-Fathir/35:12, keduanya menerangkan tentang adanya air
laut yang asin dan air laut yang tawar. Hampir tidak ada air laut yang tawar,
hal ini merupakan tantangan bagi ahli kimia untuk membuktikan tentang penyebab
ketawarannya itu.
Astronomi
Ayat-ayat Al-Quran tentang astronomi dapat
ditemukan dalam surat
Al-Anbiya’/21: 32
Artinya: “Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap
yang terpelihara (berjalannya dengan teratur dan tertib).”
Dan firman Allah
dalam QS.Al-Anbiya’/21: 33
Artinya: “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan
siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis
edarnya.”
Serta firman
Allah dalam surat
Al-Fathir/35:13
Artinya: “Dia memasukkan malam kedalam siang dan
memasukkan siang kedalam malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.”
Ayat-ayat ini mengisyaratkan suatu
fakta ilmiah yang ditemukan oleh para astronom bahwa matahari, bumi, bulan dan
planet yang lain bergerak di ruang angkasa luar dengan kecepatan dan arah
tertentu.[10]
Ayat lain yang mendorong mempelajari astronomi adalah surat
Al-Rum/30: 46 yang menerangkan tentang angin yang dapat menggerakkan kapal
laut, Al-Rum/30 48 menjelaskan tentang proses terjadinya hujan, demikian juga surat Al-A’raf/7: 57.
Ilmu
falak
Ilmu
falak adalah salah satu ilmu yang kegunaannya untuk mengetahui tanggal, jam,
hari, bulan, tahun, waktu shalat, arah qiblat dan lain-lain. Ilmu ini menjadi
sangat penting ketika manusia berusaha untuk menentukan awal bulan Ramadlan,
Syawwal, Dzul-hijjah dan muharram karena menyangkut penentuan peristiwa yang
sangat penting di bulan itu yang disebut dengan hisab.
Allah mengajarkan ilmu ini dalam surat Al-Isra/17:12 dan
Yunus/10:5 bahwa Allah menjadikan matahari dan bulan yang bersinar dan Dia
menetapkan peredarannya menurut manzilah-manzilah (kedudukan masing-masing),
agar manusia dapat mengetahui bilangan tahun dan hisab.
Ekonomi
Allah
juga mengajarkan kepada manusia supaya mempelajari ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya, antara lain tertulis dalam Al-Quran surat Al-Nisa’/4:29 tentang jual beli:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman janganlah
kalian makan harta diantara kalian dengan cara yang salah (bathil) kecuali
dengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka sama suka”
Dan firman Allah surat Al-Baqarah/2: 282
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu
bermu’amalah (jual beli, hutang, sewa dll.) tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.”
Ilmu
pengetahuan dan teknologi
Allah menekankan kepada manusia agar
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan dua hal itu manusia
dapat menembus, menguasai kehidupan di bumi dan di langit, sebagaimana firman
Allah dalam surat
Al-Rahman/55: 33
Artinya: “Hai golongan jin dan manusia, jika kamu
sanggup menembus(meneliti)”
penjuru langit dan bumi, maka tembuslah
(telitilah), kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (ilmu
pengetahuan dan teknologi).
Ayat ini memberi pelajaran bahwa
manusia harus berpacu manguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai
kemajuan dan kebahgiaan hidup yang maksimal di dunia, dan bagi ummat Islam,
kemajuan hidup di dunia ini untuk menghantarkan mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan di akhirat.
Dengan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi ini diharapkan manusia dapat berkiprah dan bekerja sesuai dengan
profesi masing-masing, agar mendapatkan hasil yang maksimal sebagaimana firman
Allah dalam surat
Al-Isra’/17: 84
Artinya: “Katakanlah: tiap-tiap orang bekerja menurut
profesinya.”
TARBIYAH IJTIMA’IYAH (PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN)
Tarbiyah ijtima’iyah (pendidikan kemasyarakatan)
ini adalah membimbing manusia agar dapat
melaksanakan kehidupan sosial kemasyarakatan yang harmonis. Antara lain berupa:
Kepemimpinan
Allah
mengajarkan kepada manusia supaya taat kepada pemimpin. Pemimpin tertinggi
adalah Allah kemudian Rasul kemudian orang (misalnya orang tua, suami,
presiden, direktur, ketua, guru, pengurus, dll.) atau instansi (misalnya DPR,
MPR, MA, dll) yang diserahi mengatur urusan ummat.Sebagaimana firman Allah dalam
Al-Quran surat Al-Nisa’/4: 59
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah
dan taatilah Rasul dan yang mempunyai urusan (ulil amri) di antara kalian,
kemudian jika kalian berlawanan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnah).”
Dalam ketaatan kepada pemimipin ini
tidak mutlak, tetapi ada batasnya.
Batas tersebut
adalah aturan atau hukum Allah dan Rasulnya, dalam arti jika pemimpin tersebut
bertentangan dengan aturan atau hukum Allah, maka tidak boleh ditaati. Sebagaimana
firman Allah dalam surat
Luqman/31: 15
Artinya: “Dan jika keduanya (orang tua) memksamu
untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang kau tidak tahu tentang itu, maka
janganlah kau taati mereka.”
Munakahat (pernikahan)
Munakahat
atau pernikahan juga diajarkan oleh Allah dalam Al-Quran. Karena untuk
melestarikan kehidupan manusia dan menjaga kemulyaan dan kehormatan derajat
manusia serta menyempurnakan kebahagiaan hidup manusia.
Materi tersebut
antara lain dalam surat Al-Rum/39:21 dan Al-Nisa’/4:3 tentang pernikahan,
Al-Baqarah/2:133 tentang persusuan, Al-Nisa’/4:34 tentang hak dan kewajiban
suami isteri, Al-Baqarah/2:226 tentang sumpah ila’ (sumpah tidak mengumpuli
isteri), Al-Baqarah/2: 227-232, 236-237 tentang perceraian dan masa iddahnya,
demikian juga surat Al Thalaq/65:4. Kemudian Al-Baqarah/2:234,240 tentang cerai
mati, Al-Nisa’/4:11-14 tentang pembagian harta waris yang telah diatur secara
rinci oleh Allah dalam ayat tersebut, mengingat manusia sifatnya sangat
mencintai harta, agar tidak terjadi persengketaan, saling menuntut sampai ke
pengadilah atau bahkan saling bunuh. Hal ini tersirat dalam surat Al-Baqarah/2:188 tentang larangan
memakan harta dengan cara salah (bathil) sampai mengajukannya ke pengadilan
agar bisa memiliki atau memakan harta orang lain dengan cara dosa (menghalalkan
segala cara).
Keadilan jender
Allah yang bersifat Maha Adil, telah
menciptakan segala makhluqNya dengan penuh keadilan juga, termasuk penciptaan
lelaki dan perempuan. Antara lain dalam surat
Al-Taubah/9:71 yang menyatakan bahwa orang-orang mu’min lelaki dan perempuan
sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Dalam hal ini tidak
ada ketentuan yang lelaki atau perempuan, berarti tergantung kemampuan dan
kecakapan dalam kepemimpinannya.
Kemudian dalam surat Al-Ahzab/33:35 juga dijelaskan tentang
keadilan jender ini yaitu bahwa orang Islam lelaki dan perempuan, orang beriman
lelaki dan perempuan mempunyai derajat yang sama dihadapan Allah dalam pahala
mereka. Demikian juga dalam surat
Al-Hujurat/49:13 dinyatakan bahwa Allah menciptakan manusia dari jenis lelaki
dan perempuan untuk saling kenal mengenal. Dalam komunikasi saling mengenal ini
berarti punya derajat yang sama. Dikuatkan lagi dalam pernyataan berikutnya
dalam ayat ini, bahwa orang yang paling mulia di hadapan Allah adalah orang
yang paling bertaqwa, ini menunjukkan bahwa lelaki dan perempuan punya
kesempatan dan hak yang sama untuk menjadi orang yang paling bertaqwa di sisi
Allah.
Kalau dalam pembagian waris sesuai
dengan surat Al-Nisa’/4:11 bahwa perempuan mendapat bagian 1:2 dengan lelaki,
ini juga cukup adil, karena Allah memberi kewajiban memberi nafkah dalam
keluarga kepada suami (Al-Nisa’/4:34), sehingga 2 bagian tersebut habis untuk
nafkah keluarga termasuk isteri juga mendapatkan hak nafkah tersebut. Sedangkan
bagian isteri yang hanya satu bagian ini, tidak diberi kewajiban apapun oleh
Allah kecuali untuk si isteri itu sendiri atau dishadaqahkan untuk keluarga,
itu haknya isteri (perempuan). Disamping itu, suaminya nanti juga mendapat dua
bagian dari harta waris keluarganya yang mana isteri juga ikut memiliki ( harta
bersama ).
Hubungan sosial
Allah
mengajarkan juga tentang hubungan sosial di masyarakat agar kehidupan di
masyarakat berjalan tenang, tenteram dan harmonis.
Materi
tersebut antara lain dalam surat
Ali Imran/3:134 yang menerangkan agar
manusia suka menafkahkan hartanya kepada sesama, bisa menahan marah dan
memaafkan kesalahan manusia. Surat Al-Hujurat/49:10 menetapkan bahwa
orang-orang mu’min itu bersaudara, Ayat 11 menjelaskan tentang larangan saling
menghina, mencela, memanggil dengna julukan yang buruk, ayat 12 memerintahkan
untuk menjauhi buruk sangka, mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing.
Dalam surat
Al-‘ashr/103:3 dijelaskan supaya manusia saling berpesan melakukan kebenaran
dan kesabaran. Sedangkan surat
Al-Mu’minun/23:8 menjelaskan tentang memelihara amanat atau tanggung jawab dan
juga menepati janji.
Jinayat ( pidana )
Didalam jinayat ini Allah
mengajarkan kepada manusia tentang hukuman terhadap pelanggaran aturan Allah yang meliputi qishash (hukuman balasan
setimpal), hudud atau batasan-batasan
hukuman (misalnya dera 100 kali, potong tangan,dll.) dan ta’zir (hukuman agar
jera).
Materi ini tercantum dalam surat Al-Baqarah/2:178
tentang hukuman qishash, surat
Al-Nur/24:2 tentang had bagi lelaki dan perempuan yang zina yaitu didera 100
kali, Al-Maidah/5:38 menjelaskan tentang hukuman potong tangan bagi pencuri,
Al-Maidah/5:33 menerangkan tentang hukuman bagi orang yang memerangi Allah dan
Rasulnya yaitu dibunuh atau disalib atau dipotong tangan
Mereka dan kaki
mereka secara silang atau diasingkan dari bumi (dipenjara). Yang terkhir ini
contoh hukuman ta’zir.[11]
Penutup
Setelah
membahas tentang konsep materi pendidikan dalam Al-Qur an maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Allah
Pencipta alam semesta mengajari dan mendidik manusia dengan berbagai materi
yang dibutuhkan untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia maupun di akhirat yang
telah di tulis dalam Al-Quran, ada yang sudah rinci (misalnya tentang waris),
ada juga yang masih sangat gelobal dan penjelasannya berada dalam hadits Nabi
(misalnya shalat).
Materi
pendidikan dalam Al-Quran meliputi tarbiyah
jismiyah (pendidikan jasmani), tarbiyah
ruhiyah (pendidikan kerohanian), tarbiyah
‘aqliyah (pendidikan kecerdasan) dan tarbiyah
ijtima’iyah (pendidikan kemasyarakatan).
Tarbiyah
jismiyah adalah pendidikan jasmani yang meliputi makan minum dalam surat Al-Baqarah/2:168,172,173,233,Al-Thalaq/65:7,
Al-Maidah/5:4,96 dan Al-An’am/6:141,142, Al-Syu’ara’/42:79, dan kesehatan dalam
surat Al-Syu’ara’/42:80
dan Al-Ra’d/13: 28.
Tarbiyah
ruhiyah adalah pendidikan keruhanian yang meliputi keimanan dalam surat Al-Isra’/17:23,
Luqman/31:13, Al-Baqarah/2:163,255,285,Al-Nisa’/4:171,ibadah dalam surat Al-Dzariyat/51:56,Al-Baqarah/2:45,177,183,
261,dan Ali Imran/3: 97,akhlaq dalam surat Al-Ahzab/33:21, Al-Qalam/68:4,
membaca Al-Quran dalam Al-Muzammil/73:4, Al-A’raf/7:204, Al-Hadits dalam surat
Al-Hasyr/59:7
Tarbiyah ‘aqliyah
ialah pendidikan kecerdasan yang meliputi membaca dan menulis dalam Al-Quran
surat Al-‘Alaq/96:1-5, berhitung dalam Al-Isra’/17:12 dan Yunus/10:5, biologi
dalam Al-Mu’minun/23:12-14, al-fathir/35:11,Al-Nahl/16:68-69,Al-zumar/39:6,Fisika
dalam Al-Anbiyah/21:30,104,Al-Rahman/55:7, kimia dalam Al-Nahl/18:67,Al-Furqan/25:53,
astronomi dalam Al-Anbiya’/21:32,33, Al-Rum/30:46,48, ilmu falak dalam Al-Isra’/17:12
dan Yunus/10:5, ekonomi dalam Al-Nisa’/4:29,Al-Baqarah/2:282, IPTEK dalam
Al-Rahman/55:33.
Tarbiyah
Ijtimaiyah adalah pendidikan kemasyarakatan yang meliputi kepemimpinan dalam
surat Al-Nisa’/4:59, Luqman/31:15, munakahat dalam Al- Rum/39:21 Al-Nisa’/4:3,
keadilan jender dalam Al-Taubah/9:71,Al-Ahzab/33: 35, hubungan sosial dalam Ali
Imran/3:134, Al-Hujurat/49:10, 11, 12, Al-‘Ashr/103:3 dan Al-Mu’minun/23:8,
jinayat dalam Al-Baqarah/2:178, Al-Nur/ 24:2, Al-Maidah/5:33,38.
Catatan Akhir:
1 Husain
Afandi Al-jasr,Theologi Islam,Alih
bahasa Abdai Rathami,Al-Ma’arif,Bandung,hal.7
[1]
Nasaruddin Razak, Dienul Islam,
Al-Ma’rif,Bandung
,1977,hal 47
[1]
Taqiyuddin Abu Bakar Bin Muhammad,Kifayatul
Akhyar juz I,Al-Hidayah,Surabaya,TT.,Hal.
213.
[1]
Imaduddin Abil Fida’ Ismail Ibnu Katsir, Tafsir
Ibnu Katsir juz I, Sulaiman Maz’I,Singapore tt, hal 215
[1]
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyrakat Islam dan
Penyenggaraan Haji, Bimbingan manasik
Haji, Jakarta,2003,hal.
11
[1] Imam
Malik, Muwaththa’ Juz I,tt. Hal 94
[1]
Shub-hi al-Shalih, Ulumul Hadits wa
Musthalahuhu, Dar al-Fikr, Beirut,tt,hal.10
[1]
Nasaruddin, Dienul,hal. 94-95
[1] Ibid
[1] M.
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 8,Lentera hati, Jakarta,2002, hal.448
[1] Mahmud
Syalthuth, Al-Islam Aqidah wa Syari’ah,
Dar Al-Fikr, Mesir,tt,hal. 98
[1] Husain
Afandi Al-jasr,Theologi Islam,Alih
bahasa Abdai Rathami,Al-Ma’arif,Bandung,hal.7
[2]
Nasaruddin Razak, Dienul Islam,
Al-Ma’rif,Bandung
,1977,hal 47
[3]
Taqiyuddin Abu Bakar Bin Muhammad,Kifayatul
Akhyar juz I,Al-Hidayah,Surabaya,TT.,Hal.
213.
[4]
Imaduddin Abil Fida’ Ismail Ibnu Katsir, Tafsir
Ibnu Katsir juz I, Sulaiman Maz’I,Singapore tt,
hal 215
[5]
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyrakat Islam dan
Penyenggaraan Haji, Bimbingan manasik
Haji, Jakarta,2003,hal.
11
[6] Imam
Malik, Muwaththa’ Juz I,tt. Hal 94
[8]
Nasaruddin, Dienul,hal. 94-95
[9] Ibid
[11] Mahmud
Syalthuth, Al-Islam Aqidah wa Syari’ah,
Dar Al-Fikr, Mesir,tt,hal. 98
kurang lengkap gan pembahasan tentang tarbiyah jasmaninya
BalasHapus