Minggu, 20 Juli 2014

Doa Di Kala Bangun Tidur

Doa Di Kala Bangun Tidur

ﺇﺬﺍ ﺍﺴﺗﻴﻘﻈ ﺃﺤﺪﻜﻡ ﻤﻥ ﻤﻧﺎﻤﻪ ﻓﻠﻴﻗﻝ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﺍﻟﺫﻯ ﺭﺪ ﻋﻟﻰ ﺭﻮﺤﻰ ﻮﻋﺎﻓﺎﻧﻰ ﻓﻰ ﺟﺴﺪﻯ ﻭﺃﺬﻦ ﻟﻰ ﺑﺬﻜﺭﻩ.
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﻨﻰ ﻋﻥ ﺃﺑﻰ ﻫﺭﻴﺭﺓ﴾

Apabila seseorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka ucapkanlah: “sesungguhnya segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan rohku, dan yang telah menyehatkan badanku, serta yang telah memperkenankan diriku untuk ingat kepadaNya.

Penjelasan:

Pada hadits yang lalu telah di sebutkan doa sebelum tidur, dan dalam hadits ini, di teramngkan doa yang di sunahkan untuk di baca sesudah bangun.

Doa Dikala Pagi Hari

Doa Dikala Pagi Hari

ٳﺬﺍ ﺃﺼﺑﺤﺗﻢ ﻓﻗﻮﻟﻮﺍ : ﺍﻟﻟﻬﻡ ﺑﻙ ﺃﺻﺑﺤﻨﺎ ﻭﺑﻙ ﺃﻤﺴﻳﻨﺎ ﻭﺑﻚ ﻨﺤﻴﺎ ﻭﺑﻚ ﻧﻤﻭﺕ٬ ﻮﺇﻟﻴﻙ ﺍﻟﻤﺻﻴﺮ.
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻥ ﻤﺎﺟﺔ ﻋﻥ ﺃﺒﻰ ﻫﺮﻴﺮﺓ﴾

Apabila kalian berada di pagi hari, maka ucapkanlah: “Ya Allah, berkat pertolonganMulah kami dapat berpagi hari, dan berkat pertolonganMu pula kami bersore hari. Karena Engkau kami dapat hidup, dank arena Engkau pulalah kami mati, dan hanya keoada Engkaulah (kami) kembali”.

(Riwayat Ibnu Majah melalui Abu Hurairah r.a.)
Penjelasan:

Hadits ini menganjurkan agar membaca doa tersebut di waktu pagi hari. Barang siapa yang membaca doa ini pada setiap pagi hari, niscaya ia di jaga oleh Allah hingga sore harinya, di samping ia mendapat pahala dari doanya itu karena doa adalah ibadah.

Doa Dikala Ditimpa Musibah

Doa Dikala Ditimpa Musibah

ﺇﺫﺍ ﺃﺻﺎﺏ ﺃﺤﺪﻜﻢ ﻤﺼﻴﺑﺔ ﻓﻠﻴﻗﻝ : ﺇﻧﺎ ﷲ ﻭﺇﻧﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﺭﺍﺟﻌﻮﻦ٬ ﺍﻟﻟﻬﻢ ﻋﻨﺪﻙ ﺃﺤﺗﺴﺏ ﻤﺼﻴﺑﺗﻰ ﻓﺄﺟﺮﻧﻰ ﻔﻴﻬﺎ٬ ﻭﺃﺑﺪﻟﻧﻰ ﺑﻬﺎ ﺨﻴﺭﺍ ﻤﻨﻬﺎ.
﴿ﺭﻭﺍﻩﺍﺑﻦﻤﺎﺟﻪﻋﻦﺃﺑﻰﺴﻟﻤﻪ﴾

Apabila seseorang di antara kalian tertimpa musibah, maka hendaknya dia mengucapkan: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya kami semua hanya kembali kepadaNya. Ya Allah, hanya karena pahala yang ada pada sisiMulah aku (bersabar) menanggung musibah ini, maka berilah aku pahala karenanya, dan gantilah untuk diriku musibah ini dengan hal yang lebih baik daripadanya.

(Riwayat Ibnu Majah melalui Abu Salmah)
Penjelasan:
Hadits ini memerintahkan agar ber-istirja’ (mengucapkan kalimat ﺇﻧﺎ ﷲ ﻭﺇﻧﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﺭﺍﺟﻌﻮﻦ). Barang siapa yang mengucapkan doa tersebut sewaktu tertimpa musibah, maka Allah akan memberinya pahala yang berlimpah, tetapi dengan syarat, yaitu hendaknya dia bersabar dan dalam sabarnya itu ia mengharapkan pahala dari Allah Swt sehubungan dengan hal ini, Allah Swt berfirman dalam surat al Baqarah ayat 156-157 yang artinya:  

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[*]. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.
[*] Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
(al Baqarah : 156-157)
Dan di anjurkan pula hendaknya di dalam doanya itu ia memohon kepada Allah Swt pengganti yang lebih baik dari apa yang hilang darinya. InsyaAllah apabila ia menetapi syarat- syarat di atas, Allah Swt akan menggantikan yang lebih baik untuknya.

Cara Mengobati Penyakit Dengan Doa

Cara Mengobati Penyakit Dengan Doa

ﺇﺫﺍ ﺍﺸﺘﻜﻴﺖ ﻓﻀﻊ ﻴﺪﻚ ﺤﻴﺙ ﺗﺷﺘﻛﻰ٬ ﺜﻡ ﻗﻝ "ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺃﻋﻮﺫ ﺑﻌﺯﺓ ﺍﷲ ﻭﻗﺪﺭﺘﻪ 
ﻤﻥ ﺸﺮﻤﺎ ﺃﺟﺪ ﻤﻥ ﻭﺟﻌﻰ ﻫﺫﺍ" ﺜﻢ ﺍﺭﻓﻊ ﻴﺪﻚ ﺛﻡ ﺍﻋﺪ ﺫﺍﻠﻚ ﻭﺘﺮﺍ.

﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺭﻤﺫﻯ ﻋﻦ ﺃﻨﺱ﴾

Apabila engkau merasa sakit, maka letakkan tanganmu pada anggota yang sakit, kemudian ucapkanlah, “Dengan menyebut nama Allah aku memohon perlindungan kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari kejahatan apa yang kurasa dari sakitku ini”, selanjutnya angkatlah tanganmu. Ulangilah hal tersebut dalam bilangan yang ganjil.

(Riwayat Thurmudzi melalui Anas r.a.)
Penjelasan:

Hadits ini mengajarkan tentang bagaimana cara mengobati penyakit dengan berdoa. Pertama, hendaknya seseorang meletakkan telapak tangannya pada anggota yang sakit, kemudian mengucapkan doa di atas. Apabila selesai berdoa, maka hendaklah dia mengangkat tangannya dari anggota yang sakit itu. Untuk lebih baiknya di anjurkan agar ia mengulang-ulang hal ini dalam bilangan  yang ganjil (witir); di anjurkan demikian karena Allah Swt menyukai yang witir. Mudah-mudahan dengan seizing Allah ia dapat sembuh dari penyakit yang di deritanya.

Doa Di Kala Bangun Tidur

Doa Di Kala Bangun Tidur

ﺇﺬﺍ ﺍﺴﺗﻴﻘﻈ ﺃﺤﺪﻜﻡ ﻤﻥ ﻤﻧﺎﻤﻪ ﻓﻠﻴﻗﻝ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﺍﻟﺫﻯ ﺭﺪ ﻋﻟﻰ ﺭﻮﺤﻰ ﻮﻋﺎﻓﺎﻧﻰ ﻓﻰ ﺟﺴﺪﻯ ﻭﺃﺬﻦ ﻟﻰ ﺑﺬﻜﺭﻩ.
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﻨﻰ ﻋﻥ ﺃﺑﻰ ﻫﺭﻴﺭﺓ﴾

Apabila seseorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka ucapkanlah: “sesungguhnya segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan rohku, dan yang telah menyehatkan badanku, serta yang telah memperkenankan diriku untuk ingat kepadaNya.

Penjelasan:

Pada hadits yang lalu telah di sebutkan doa sebelum tidur, dan dalam hadits ini, di teramngkan doa yang di sunahkan untuk di baca sesudah bangun.

Keutamaan Shalat Tahajjud

Keutamaan Shalat Tahajjud

ﺇﺬﺍ ﺍﺴﺘﻴﻘﻅ ﺍﻠﺭﺟﻞ ﻤﻥ ﺍﻟﻟﻳﻝ ﻭﺃﻳﻗﻇ ﺃﻫﻟﻪ٬ ﻭﺻﻟﻴﺎ ﺭﻛﻌﺗﻴﻦ ﻛﺗﺑﺎ ﻤﻥ ﺍﻟﺫﺍﻛﺭﻳﻦ ﺍﷲ ﻛﺛﻴﺭﺍ ﻭﺍﻠﺬﺍﻜﺮﺍﺖ.
﴿ﺭﻭﺍﻩﺍﺑﻦﺤﺑﺎﻦﻋﻦﺃﺑﻰﺴﻌﻴﺪ﴾

Apabila lelaki bangun di tengah malam, lalu ia membangunkan istrinya, kemudian ia mengerjakan shalat 2 rakaat, maka keduanya di tulis termasuk orang lelaki dan wanita yang banyak berdzikir kepada Allah.

(Riwayat Ibnu Hibban melalui Abu Sa’id)
Penjelasan:

Hadits ini, menerangkan tentang keutamaan shalatullail (shalat sunah di malam hari). Apabila seseorang terbangung dari tidurnya di tengah malam, kemudian di bangunkannya pula istrinya untuk mengerjakan shalat tahajjud dua rakaat bersama-sama, maka mereka dicatat di sisi Allah sebagai orang yang banyak berdzikir kepadaNya.

Zuhud Terhadap Perkara Duniawi

Zuhud Terhadap Perkara Duniawi

ﺇﺬﺍ ﺃﺭﺪﺖ ﺃﻦ ﻳﺤﺑﻚ ﺍﷲ ﻓﺄﺑﻐﺽ ﺍﻠﺪﻧﻴﺎ٬ ﻭﺇﺬﺍ ﺃﺭﺪﺖ ﺃﻦ ﻳﺤﺑﻚ ﺍﻠﻧﺎﺲ ﻓﻣﺎ ﻜﺎﻥ ﻋﻧﺩﻚ ﻤﻥ ﻔﺿﻮﻟﻬﺎ ﻔﺎﻧﺑﺫﻩ ﺇﻟﻴﻬﻢ.
﴿ﺭﻮﺍﻩ ﺍﻟﺧﻁﻴﺏ ﻋﻥ ﺮﺑﻌﻰ ﺑﻥ ﺧﺭﺍﺶ ﻤﺭﺴﻼ﴾

Apabila engkau menginginkan Allah mencintaimu, maka berzuhudlah terhadap masalah duniawi, dan apabila engkau menginginkan orang-orang lain mencintai dirimu, maka berikanlah kelebihan harta benda yang ada pada dirimu kepada mereka.

(Riwayat al Khatib melalui Rab’I ibnu Khirasy secara mursal)
Penjelasan:

Ber-zuhud terhadap masalah duniawi merupakan hal yang di anjurkan. Pada hadits yang lalu di sebutkan bahwa bila Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya, Dia menjadikan ber-zuhud terhadap duniawi. Apabila orang itu di kehendaki baik oleh Allah, berarti ia dikasihani-Nya. Mengingat hal tersebut, maka dalam hadits ini di tegaskan. Ber-zuhudlah terhadap masalah duniawi, niscaya Allah Swt. akan mencintaimu.


Apabila kita menginginkan agar di sukai oleh orang-orang, maka hendaklah kita menginfakkan kelebihan dari harta kita untuk di sedekahkan kepada mereka, niscaya kita akan di sukai. Atau dengan kata lain, apabila kita mengiunginkan agar orang-orang menyukai kita, maka kita harus dermawan  terhadap mereka dan tidak kikir. Dalam hadits lain di sebutkan bahwa orang dermawan itu, dekat kepada Allah. Dekat kepada manusia, dan jauh dari neraka, sedangkan orang yang kikir itu, jauh dari Allah, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka. Singkatnya, orang yang dermawan, di sukai oleh orang-orang, dan orang yang kikir akan di benci.

Mawas Diri

Mawas Diri

ﺇﺬﺍ ﺃﺭﺪﺖ ﺃﻥ ﺗﺫﻛﺭ ﻋﻴﻭﺐ ﻏﻴﺮﻚ ﻓﺎﺫﻛﺭ ﻋﻴﻮﺏ ﻧﻔﺴﻙ
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺮﺍﻓﻌﻰ﴾

Apabila engkau hendak menyebut aib-aib orang lain, maka ingatlah aib-aib dirimu sendiri.

(Riwayat ar-Rafi’i)
Penjelasan:

Hadits ini menganjurkan kita agar tidak mengingat-ingat atau menyebut-nyebut aib orang lain. Oleh karena itu, apabila kita hendak menyebut aib orang lain, maka hendaklah kitamengingat terlebih dahulu aib yang ada pada diri kita hingga kita tidak merasa bersih diri dari keaiban dan pada akhirnya kita tidak akan mau menyebut-nyebut aib orang lain. Manusia itu memang lebih suka memandang kepada keaiban yang ada pada orang lain, sedangkan ia tidak menyadari keaiban yang ada pada diri sendiri. Dalam sebuah pepatah di katakan, “tungau di seberang jalan kelihatan, gajah di pelupuk mata tidak kelihatan”. Untuk menghindari hal itu, hadits ini memberikan terapinya, yaitu dengan merujuk kepada diri sendiri agar kita tidak di cela oleh hadits ini. Akan tetapi, apabila kita melihat aib pada diri saudara kita, maka hendaklah kita meluruskannya dari aib yang di lakukannya itu karena sesungguhnya hal itu sebagai sedekah bagi diri kita terhadapnya.

Hikmah Bersikap Tenang

Hikmah Bersikap Tenang

ﺇﺬﺍ ﺃﺭﺩﺖ ﺃﻣﺮﺍ ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺑﺎﻟﺗﺆﺩﺓ ﺤﺘﻰ ﻴﺮﻴﻙ ﺍﷲ ﻤﻨﻪ ﺍﻟﻣﺨﺭﺝ ﴿ﺭﻮﺍﻩ ﺍﻟﺑﺧﺎﺭﻯ﴾

Apabila engkau menghendaki suatu perkara, maka engkau harus bersikap tenang sehingga Allah memperlihatkankepadamu jalan keluarnya. (Riwayat Bukhari)

Penjelasan:


Dalam hadits terdahulu, telah di sebutkan bahwa tenang atau perlahan-lahan itu merupakan sifat Allah, sedangkan terburu-buru atau tergesa–gesa itu merupakan sifat setan. Dan dalam hadits ini disebutkan salah satu dari hikmah yang terkandung di dalam bertindak secara perlahan–lahan atau hati-hati. Atau dengan kata lain, bilamana kita hendak mengerjakan sesuatu, maka kita harus melakukannya dengan perlahan-lahan atau hati-hati. Apabila kita mengerjakan sesuatu, maka kita harus melakukannya dengan perlahan-lahan atau hati-hati. Apabila, kita kerjakan hal tersebut dengan perlahan-lahan, niscaya Allah akan memberikan kemudahan dan jalan keluar bagi kita sehingga kita dapat menyelesaikan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Judul hadits ini sama dengan judul hadits sebelumnya, yaitu menganjurkan kita agar bersikap hati-hati atau perlahan-lahan. Dalam sebuah pepatah di katakan, “biar lambat asal selamat”.

Hati-Hati Sebelum Berbuat

Hati-Hati Sebelum Berbuat

ﺇﺬﺍ ﺃﺭﺪﺕ ﺃﻦ ﺘﻓﻌﻝ ﺃﻤﺮﺍ ﻓﺘﺪﺑﺮﻋﺎﻗﺑﺗﻪ٬ ﻓﺈﻦ ﻛﺎﻦ ﺨﻴﺭﺍ ﻓﺎﻤﺾ٬ ﻮﺇﻦ ﻜﺎﻦ ﺸﺭﺍ ﻔﺎﻨﺘﻪ۰
﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻠﻤﺑﺎﺮﻙ﴾

Apabila engkau hendak mengerjakan suatu perkara, maka pikirkanlah dahulu akibatnya. Apabila akibatnya baik, maka kerjakanlah. Apabila akibatnya buruk, tinggalkanlah.

(Riwayat Ibnul Mubarak)
Penjelasan:

Hadits ini pengertiannya hampir sama dengan hadits nomor 2 dalam bab ini, hanya dalam hadits terdahulu, maknanya agak terinci, yaitu menyangkut hubungan antara sesame manusia. Sedangkan dalam hadits ini, kata-katanya singkat, tetapi maknanya lebih luas, yaitu mencakup masalah kebaikan dan keburukan secara umum.
         
Jangkauan makna yang terkandung di dalam hadits ini, bukan hanya terbatas kepada pengertian kebaikan dan keburukan di dunia saja, melainkan mencakup pula pengertian kebaikan dan keburukan yang berkaitan dengan masalah akhirat.

Cara Allah Melaksanakan Keputusan dan Takdir-Nya

Cara Allah Melaksanakan Keputusan dan Takdir-Nya

ﺇﺬﺍ ﺃﺭﺍﺪ ﺍﷲ ﺍﻨﻔﺎﺪ ﻗﺿﺎﺋﻪ ﻭﻗﺪﺭﻩ ٬ﺴﻠﺐ ﺫﻭﻯﺍﻟﻌﻗﻭﻞ ﻋﻗﻭﻠﻬﻡ ﺤﺘﻰ ﻳﻨﻔﺫ ﻔﻳﻬﻡ ﻗﺿﺎﺋﻪ ﻭﻗﺪﺭﻩ ٬ﻓﺈﺫﺍ ﻗﺿﻰ ﺃﻣﺭﻩ ﺭﺪ ﻋﻘﻮﻟﻬﻢ ﻮﻮﻗﻌﺖ ﺍﻟﻨﺪﺍﻤﺔ
(ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻟﺪﻴﻟﻤﻰ ﻋﻦ ﺃﻧﺱ)

Apabila Allah hendak melaksanakan keputusan dan takdir-Nya, maka Dia mencabut dari orang- orang yang berakal, akal mereka, hingga keputusan dan takdir-Nya di laksanakan terhadap mereka. Apabila Dia telah melaksanakan perkara-Nya maka di kembalikan-Nya lah akal mereka, lalu timbullah penyesalan dalam diri mereka.

(Riwayat ad Dailami melalui Anas r.a)
Penjelasan :

Allah Swt. Maha Kuasa di atas segala makhluq-Nya. Bilamana Allah hendak melaksanakan ketentuan dan keputusan-Nya terhadap orang- orang yang berakal, maka Dia mencabut terlebih dahulu akal mereka sehingga mereka tidak mempunyai upaya dan kekuatan untuk menolak keputusan-Nya. Apabila ketentuan dan keputusan Allah telah di laksanakan terhadap mereka, maka Allah mengembalikan akal mereka sehingga timbullah penyesalan pada diri mereka.

Allah Swt itu Maha Kuasa atas segala makhluqNya, bilamana Allah hendak melaksanakan ketentuan dan keputusanNya terhadap orang-orang yang berakal, maka Dia mencabut terlebih dahulu akal mereka itu, sehingga mereka tidak mempunyai upaya, mereka tidak menyadari, mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menolak keputusanNya, untuk menghindari perbuatannya yang sudah di takdirkan Allah itu. Apabila ketentuan dan keputusanNya terhadap mereka …, Allah mengembalikan kembali akal mereka itu. Sehingga lalu menyesal, “Yaa, kenapa tadi saya melaksanakan perbuatan (kesalahan apa saja) itu”.
Hadits ini menerangkan tentang proses pelaksanaan ketentuan dan takdir Allah Swt. Terhadap hamba-hambaNya. Apabila Allah hendak melaksanakan keputusanNya, maka tiada sesuatupun yang dapat menolak keputusanNya. Semuanya terjadi berdasarkan takdirNya.