Orang Yang Di Bukakan Kunci Hatinya
ﺇﺫﺍ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﷲ ﺑﻌﺑﺪﻩ ﺨﻳﺭﺍ٬ ﻓﺘﺢ ﻟﻪ ﻗﻓﻞ ﻗﻟﺑﻪ٬ ﻭﺠﻌﻞ ﻓﻳﻪ
ﺍﻟﻴﻗﻴﻦ ﻭﺍﻟﺼﺪﻖ٬ ﻭﺟﻌﻝ ﻗﻟﺑﻪ ﻭﺍﻋﻴﺎ ﻠﻤﺎ ﺴﻠﻚ ﻓﻳﻪ٬ ﻭﺟﻌﻞ ﻗﻟﺑﻪ ﺴﻠﻴﻤﺎ٬ ﻮﻠﺴﺎﻨﻪ ﺻﺎﺪﻗﺎ٬
ﻭﺨﻟﻴﻗﺘﻪ ﻤﺴﺘﻗﻳﻣﺔ٬ ﻭﺠﻌﻞ ﺃﺫﻨﻪ ﺴﻤﻳﻌﺔ٬ ﻭﻋﻴﻧﻪ ﺑﺻﻳﺭﺓ۰
﴿ﺭﻮﺍﻩﺍﻠﺸﻴﺦﻋﻦﺃﺑﻰﺬﺭ﴾
Apabila
Allah menghendaki kebaikan bagi Hamba-Nya, maka Dia membukakan baginya kunci
hatinya, dan Dia menjadikan di dalamnya keyakinan dan kejujuran. Dia menjadikan
kalbunya selalu menyadari apa yang ia
tempuh, dan Dia menjadikan kalbunya selamat, lisannya jujur, akhlaqnya lurus, dan
Dia menjadikan telinganya berpenderangan tajam, dan matanya berpenglihatan
tajam.
(Riwayat asy-syaikh melalui abu Dzar r.a.)
Penjelasan:
Sahabat pembaca, hadits
ini mempunyai makna yang berkaitan dengan hadits sebelumnya yang menyatakan
bahwa apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, Dia membuatnya
memahami agama, berzuhud terhadap duniawi, dan Dia memperlihatkan kepadanya
aib-aib dirinya. Dalam hadits ini di nyatakan bahwa bilamana Allah menghendaki
kebaikan bagi hambaNya, niscaya Dia membukakan kunci hatinya, hingga yang
bersangkutan dapat memahami agama dengan pengertian yang mendalam. Setelah itu
di dalam kalbunya akan tertanam keyakinan yang mantap dan kepercayaan yang
teguh sehingga ia dapat mengetahui bahwa hidupnya di dunia hanyalah sementara
dan rumah di dunia ini tiada lain lain merupakan rumah cobaan, sedangkan
kehidupan yang abadi adalah di akhirat. Oleh sebab itu, maka ia lebih memilih
perkara ukhrawi dari pada perkara
duniawi.
Kemudian Allah menjadikannya
selalu menyadari terhadap apa yang ia tempuh sehingga selalu menyadari
kesalahan dan kekeliruan yang di lakukannya, lalu segera di perbaikinya.
Bilamana sudah sampai kepada tingkatan ini, maka hatinya menjadi selamat
(bersih) dan tidak di keruhi oleh noda-noda dosa, lisannya jujur, akhkaqnya
lurus, telinganya mau mendengar petunjuk dan hidayah; dan pandangannya matanya
tajam terhadap hal-hal yang mengandung manfaat di dunia dan di akhirat, lalu ia
segera mengerjakan, serta tajam terhadap hal-hal yang mengandung madharat
(bahaya) di dunia dan akhirat, lalu ia segera meninggalkannya atau menjauhinya.
Hatinya faham,
pendengarannya sentitif, hatinya sentitif ketika melihat sesuatu itu hatinya
mempertimbangkan, “(sesuatu) ini di perintah, apa di larang? Ini membuat
kesenangan di dunia, sengsara di akhirat, apa membuat sengsara di dunia, senang
di akhirat? Atau membuat senang dua-duanya (dunia & akhirat) ? Atau bahkan
menyengsarakan dua-duanya (dunia & akhirat) ?”
Hatinya maupun
penglihatannya itu cepat faham melihat hal-hal tersebut. Misalnya, ada orang
punya banyak harta… “wah, hidupnya mewah menyenangkan –bahagia-, ah tapi kalau
tidak shalat ya sayang …” hatinya segera melihat seperti itu. “Kalau dia tidak
taat kepada Allah, tidak takut … wah itu kan sebentar saja ia rasakan di dunia,
setelah itu di akhirat dia tidak lagi merasakan kebahagiaan itu”. Nah seperti
itu para sahabat pembaca.
Sehingga, kalau hamba
itu memang hamba yang baik, maka di kehendaki baik pula oleh Allah menjadi
hamba yang baik. Hatinya di Jadikan terbuka lunak untuk melakukan hal-hal yang
baik. Hatinya di masuki rasa yakin dan jujur seperti petunjuk Rasulullah Saw.
tadi. Mudah-mudahan kita di pilih oleh Allah, termasuk orang-orang yang di
bukakan hatinya oleh Allah, Aamiin. Sehingga segera membersihkan jika ada noda,
segera meningkatkan ibadahnya, jika dia merasa ibadahnya sudah mulai berkurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar