Jumat, 15 Agustus 2014

Hutang Itu Menjadi Belenggu Di Dalam Kubur

Hutang Itu Menjadi Belenggu Di Dalam Kubur

Rasulullah Saw bersabda:

ﺼﺎﺤﺏ ﺍﻟﺪﻴﻦ ﻤﻐﻟﻭﻞ ﻔﻰ ﻗﺑﺮﻩ ﻻ ﻴﻔﻜﻪ ﺇﻻ ﻗﺿﺎﺀ ﺪﻴﻧﻪ

﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﻴﻠﻤﻰ ﻋﻥ ﺃﺑﻰ ﺴﻌﻴﺪ ﺍﻟﺧﺩﺭﻯ﴾

Orang yang berhutang, di dalam kuburnya terbelenggu, ia tidak dapat lepas dari belenggu itu kecuali bila utangnya telah terbayar.
Riwayat ad Dailami melalui Abu Sa’id al Khudri r.a.

Penjelasan:

Maghluulun, kedua tanggannya diikat hingga sampai ke lehernya menjadi satu.

Utang membelenggu orang yang bersangkutan di dalam kuburnya, tiada yang dapat membuka belenggunya kecuali jika utangnya itu di lunasi oleh ahli warisnya atau orang yang mengutangkan memaafkannya.

Seburuk-buruk dan Sebaik-baik Tempat

Seburuk-buruk dan Sebaik-baik Tempat

Rasulullah Saw bersabda:

ﺸﺭ ﺍﻟﻤﺟﺎﻟﺱ ﺍﻷﺴﻭﻕ ﻭ ﺍﻟﻄﺭﻕ ﻭ ﺨﻳﺭ ﺍﻟﻤﺟﺎﻟﺱ ﺍﻟﻤﺴﺎﺠﺪ ﻔﺈﻥ ﻟﻡ ﺘﺟﻠﺱ ﻔﻟﺯﻡ ﺑﻴﺘﻙ
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺑﺮﺍﻧﻰ ﻋﻦ ﻮﺍﺋﻟﺔ﴾

Seburuk-buruk majlis (tempat berkumpul) adalah pasar dan jalan; dan sebaik-baik majlis adalah masjid, apabila engkau tidak duduk di masjid, maka diamlah di rumahmu.

Riwayat Thabrani melalui Wa-ilah
Penjelasan:


Tempat yang paling buruk ialah pasar dan jalanan, dan tempat yang paling baik ialah masjid. Yang dimaksud dengan pengertian majlis ialah tempat berkumpul selain di dalam rumah.

Saksi Palsu

Saksi Palsu

Rasulullah Saw bersabda:

ﺸﺎﻫﺪ ﺍﻟﺯﻭﺭ ﻻ ﺗﺯﻭﻝ ﻗﺪﻤﺎﻩ ﺤﺗﻰ ﻴﻭﺟﺏ ﺍﷲ ﻟﻪ ﺍﻟﻨﺎﺭ
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺤﺎﻜﻡ﴾

Saksi dusta, sebelum kedua telapak kakinya beranjak Allah telah memastikan neraka baginya.

Riwayat Hakim
Penjelasan:

Laa tazuulu qadamaahu, sebelum kedua telapak kakinya beranjak dari tempatnya.
Seseorang yang melakukan saksi palsu sebelum kedua kakinya beranjak meninggalkan tempatnya, telah dicatat oleh Allah Swt. wajib masuk neraka.


Hadits ini menunjukkan bahwa melakukan saksi palsu merupakan perbuatan dosa besar.

Pemuda Yang Dicintai Allah

Pemuda Yang Dicintai Allah

Rasulullah Saw bersabda:

ﺷﺎﺏ ﺴﺧﻰ ﺤﺴﻥ ﺍﻠﺧﻟﻖ ﺃﺤﺏ ﺍﻟﻰ ﺍﷲ ﻤﻦ ﺸﻴﺦ ﺑﺧﻴﻞ ﻋﺎﺑﺪ ﺴﻴﺊ ﺍﻟﺧﻟﻖ.

﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺪﻴﻟﻤﻰ ﻋﻥ ﺍﺑﻦ ﻋﺑﺎﺱ﴾

Pemuda yang dermawan lagi berakhlaq baik, lebih dicintai Allah dari pada orang tua ahli ibadah yang kikir lagi berakhlaq buruk.
Riwayat ad-Dailami melalui Ibnu Abbas r.a.

Penjelasan:


Akhlaq yang mulia dapat mengantarkan pelakunya kepada kedudukan yang tinggi disisi Allah, terlebih lagi bila di sertai dengan sifat dermawan, maka orang yang menyandangnya lebih dicintai oleh Allah daripada orang yang terhormat darinya, tetapi tidak memiliki sifat-sifat tersebut.

Pengaruh Teman

Pengaruh Teman

Rasulullah Saw bersabda:

ﺍﻟﺭﺟﻞ ﻋﻟﻰ ﺪﻴﻦ ﺧﻟﻴﻟﻪ ﻔﻟﻴﻧﻆﺭ ﺃﺤﺪﻜﻡ ﻤﻦ ﻴﺧﺎﻟﻞ
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺪﺍﻭﺩ﴾

Seseorang berdasar pada tuntunan teman sejawatnya, karena itu hendaknya seseorang diantara kalian terlebih dahulu melihat siapa yang akan dijadikan temannya.

Riwayat Abu Daud
Penjelasan:


Hati-hati dalam bergaul karena sesungguhnya seseorang akan terpengaruh oleh orang yang menjadi temannya. Seandainya ia tidak terpengaruh oleh temannya itu, maka ia ikut terkena oleh sebutannya.

Keutamaan Berjuang di Jalan Allah

Keutamaan Berjuang di Jalan Allah

Rasulullah Saw bersabda:

ﺍﻟﺮﻭﺤﺔ ﻭ ﺍﻟﻐﺪﻭﺓ ﻔﻰ ﺴﺒﻴﻠﻪ ﺃﻔﺿﻞ ﻤﻥ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭ ﻤﺎ ﻔﻴﻬﺎ.
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻦ﴾

Berpagi hari dan bersore hari dalam berjuang dijalan Allah lebih utama daripada dunia dan seisinya.
Riwayat Syaikhan

Penjelasan:


Berjihad dijalan Allah itu amat besar pahalanya, tiada suatu amalan lainpun yang dapat mengimbangi pahalanya. Maka dalam hadits ini dikatakan bahwa dalam berpetang dan berpagi hari dalam berjihad dijalan Allah lebih utama daripada dunia seisinya. Terlebih lagi bagi yang gugur didalamnya, maka tiada balasan yang layak baginya kecuali surga.

Keutamaan Shalat Malam

Keutamaan Shalat Malam

Rasulullah Saw bersabda:

ﺭﻜﻌﺘﺎﻦ ﻴﺭﻜﻌﻬﻤﺎ ﺍﺑﻥ ﺃﺪﻡ ﻔﻰ ﺟﻭﻑ ﺍﻟﻟﻴﻝ ﺍﻷﺧﻴﺭ, ﺧﻳﺭ ﻟﻪ ﻤﻥ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻮ ﻤﺎ ﻔﻴﻬﺎ ﻭ ﻟﻭﻻ ﺃﻥ ﺃﺷﻖ ﻋﻟﻰ ﺃﻤﺗﻰ ﻟﻔﺭﺿﺗﻬﻤﺎ ﻋﻠﻴﻬﻡ

﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻧﺿﺮ ﻋﻦ ﺤﺴﺎﻥ ﺑﻥ ﻋﺗﻴﺔ﴾

Dua rakaat yang dikerjakan oleh anak Adam pada akhir malam lebih baik daripada dunia dan seisinya, seandainya tidak akan memberatkan umatku, niscaya akan aku fardhukan kedua rakaat tersebut atas mereka.

Riwayat an-Nadhr melalui Hissan ibnu Athiyyah

Penjelasan:

Hadits ini menceritakan tentang keutamaan shalat sunnah ditengah malam, maksudnya ialah shalat tahajjud atau shalat sunah malam hari yang dikerjakan setelah orang yang bersangkutan tidur terlebih dahulu pada permulaan malam harinya. Shalat inilah yang dimaksud dalam firmanNya:

 z`ÏBur È@ø©9$# ô¤fygtFsù ¾ÏmÎ/ \'s#Ïù$tR y7©9 #Ó|¤tã br& y7sWyèö7tƒ y7/u $YB$s)tB #YŠqßJøt¤C ÇÐÒÈ  

dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. (al Isra’: 79)


dalam hadits lain disebutkan bahwa shalat malam hari itu dua rakaat dua rakaat. Dua rakaat saja dari shalat ini, pahalanya jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya, terlebih lagi jika shalat itu dilakukan lebih banyak lagi, hanya Allah sajalah yang mengetahui besar pahala untuk pelakunya. Mengingat pentingnya peran shalat ini, maka dalam hadits ini Nabi Saw., mengatakan, “Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan terhadap umatku, niscaya aku fardhukan atas mereka shalat sunah malam hari itu”.

Keutamaan Bersiwak dan Berbuat Baik Secara Sembunyi

Keutamaan Bersiwak dan Berbuat Baik Secara Sembunyi

Rasulullah Saw bersabda:

ﺭﻜﻌﺘﺎﻦ ﺑﺴﻮﺍﻙ ﺃﻔﺿﻞ ﻤﻥ ﺴﺑﻌﻴﻥ ﺭﻜﻌﺔ ﺑﻐﻴﺭ ﺴﻭﺍﻚ ﻭ ﺩﻋﻭﺓ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﺭ ﺃﻔﻀﻞ ﻤﻥ ﺴﺑﻌﻴﻦ ﺪﻋﻭﺓ ﻔﻰ ﺍﻠﻌﻼﻧﻴﺔ ﻭ ﺼﺪﻘﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﺭ ﺃﻔﻀﻞ ﻤﻥ ﺴﺑﻌﻴﻦ ﺼﺪﻘﺔ ﻔﻰ ﺍﻠﻌﻼﻧﻴﺔ.
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻥ ﺍﻟﻧﺟﺎﺭ ﻋﻥ ﺃﺑﻰ ﻫﺭﻴﺮﺓ﴾

Dua rakaat dengan bersiwak lebih utama daripada tujuhpuluh rakaat tanpa bersiwak; doa secara sembunyi-sembunyi lebih utama daripada tujuhpuluh kali doa terang-terangan; dan sedekah secara sembunyi-sembunyi lebih utama daripada tujuhpuluh kali sedekah secara terang-terangan.

Riwayat Ibnun-Najar melalui Abu Hurairah r.a.

Penjelasan:

Siwak terbuat dari kayu pohon yang dikenal dengan nama pohon Araak, kegunaannya untuk membersihkan gigi dari kotoran yang menempel padanya. Menurut suatu pendapat, dikatakan dengan banyak bersiwak, maka gigi akan menjadi kuat serta bebas dari penyakit. 

Menggunakan siwak sebelum mengerjakan shalat pahalanya jauh lebih besar daripada shalat tanpa siwak. Hal ini tiada lain karena dengan bersiwak orang yang bersangkutan bertambah bersih. Bahkan dalam hadits lain telah di sebutkan bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: “Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali akan mengerjakan shalat.” Nabi Saw. mengatakan demikian tiada lain karena kuatnya sunnah bersiwak.

Pada hadits terdahulu telah disebutkan bahwa doa seseorang buat saudaranya tanpa sepengetahuan orangnya, lebih dekat untuk dikabulkan. dikatakan demikian karena doanya itu jauh dari riya’ (pamer) serta lebih kuat ikhlasnya, maka ia lebih dekat untuk diperkenankan oleh Allah Swt. hal yang sama dikatakan pula terhadap apa yang di kandung dalam hadits ini, yaitu doa secara sembunyi-sembunyi lebih baik dari pada doa secara terang-terangan. Maksudnya lebih dekat untuk diperkenankan karena jauh dari perasaan riya’ dan keikhlasan pelakunya lebih kuat.


Bersedekah secara sembunyi-sembunyi jauh lebih utama daripada bersedekah secara terang-terangan. Dikatakan demikian karena sedekah secara sembunyi-sembunyi jauh dari rasa riya’ dan pamer, maka pahalanya jauh lebih besar daripada yang terang-terangan. Kesimpulannya ialah bahwa pahala beribadah itu bergantung pada keikhlasan pelakunya; semakin kuat keihklasan pelakunya, maka semakin besar pula pahalanya. 

Perbuatan Yang Di Cela Nabi Muhammad Saw

Perbuatan Yang Di Cela Nabi Muhammad Saw

Rasulullah Saw bersabda:

ﺭﻏﻡ ﺃﻧﻑ ﺭﺠﻞ ﺬﻜﺭﺖ ﻋﻧﺪﻩ ﻔﻟﻡ ﻴﺻﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﻮ ﺭﻏﻡ ﺃﻨﻑ ﺮﺟﻞ ﺩﺨﻝ ﻋﻟﻴﻪ ﺭﻤﺿﺎﻦ ﺛﻡ ﺍﻧﺴﻟﺦ ﻗﺑﻞ ﺃﻦ ﻴﻐﻔﺭ ﻟﻪ ﻮ ﺭﻏﻡ ﺃﻨﻑ ﺮﺟﻞ ﺃﺪﺭﻚ ﻋﻧﺪﻩ ﺃﺑﻭﺍﻩ ﺍﻟﻜﺑﺮ ﻔﻟﻡ ﻴﺪﺧﻼﻩ ﺍﻟﺟﻧﺔ
﴿ﺭﻭﺍﻩﺍﻟﺤﺎﻜﻡ﴾

Semoga Allah menghinakan seseorang yang namaku disebut di hadapannya lalu ia tidak membaca shalawat untukku. Semoga Allah menghinakan seseorang yang memasuki bulan Ramadhan kemudian ia keluar dari bulan Ramadhan sebelum Allah mengampuninya. Dan semoga Allah menghinakan seseorang yangmenjumpai ibu bapaknya dalam keadaan sudah tua lalu keduanya tidak dapat memasukkan ke dalam surga.

Riwayat Hakim
Penjelasan:

Lafadh Raghima, sama wazannya dengan lafadz fariha dan Nashara, artinya semoga hidungnya menempel di tanah. Makna yang dimaksud ialah semoga kehinaan menimpanya; tujuannya ialah mencela orang yang bersangkutan.

Dalam hadits terdahulu telah disebutkan bahwa sudah cukup kekikiran seseorang apabila namaku disebutkan di hadapannya, ia tidak mau membaca shalawat untukku. Dan alangkah ruginya seseorang yang mengerjakan puasa bulan Ramadhan, tetapi setelah bulan Ramadhan lewat ia masih belum diampuni dari dosa-dosanya. Dikatakan demikian karena ibadah puasa yang dikerjakannya itu dipenuhi oleh hal-hal yang mengeruhkannya sehingga pahalanya tidak ada, yang ia dapati hanyalah rasa lapar dan rasa dahaga saja, seperti yang telah dijelaskan dalam hadits di atas. Dan alangkah ruginya seseorang yang menjumpai kedua orang tuanya dalam keadaan lanjut usia, sedangkan keduanya tidak dapat memasukkan dia kedalam surga. Dikatakan demikian karena dia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya yang telah lanjut usia itu, padahal usia seperti itu kedua orang tuanya sangat membutuhkan pelayanan dan baktinya, seperti yang telah di anjurkan dalam firman-Nya:


* 4Ó|Ós%ur y7/u žwr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$­ƒÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8yYÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 ÇËÌÈ   ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u­/u #ZŽÉó|¹ ÇËÍÈ  
“dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia [Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu]. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al- Isra’: 23-24)


Dalam hadits lain telah disebutkan bahwa ridha Allah bergantung kepada ridha orang tua.