Keutamaan Bersiwak dan Berbuat Baik Secara Sembunyi
Rasulullah Saw bersabda:
ﺭﻜﻌﺘﺎﻦ ﺑﺴﻮﺍﻙ ﺃﻔﺿﻞ ﻤﻥ ﺴﺑﻌﻴﻥ ﺭﻜﻌﺔ ﺑﻐﻴﺭ ﺴﻭﺍﻚ ﻭ ﺩﻋﻭﺓ ﻓﻰ
ﺍﻟﺴﺭ ﺃﻔﻀﻞ ﻤﻥ ﺴﺑﻌﻴﻦ ﺪﻋﻭﺓ ﻔﻰ ﺍﻠﻌﻼﻧﻴﺔ ﻭ ﺼﺪﻘﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﺭ ﺃﻔﻀﻞ ﻤﻥ ﺴﺑﻌﻴﻦ ﺼﺪﻘﺔ ﻔﻰ
ﺍﻠﻌﻼﻧﻴﺔ.
﴿ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻥ ﺍﻟﻧﺟﺎﺭ ﻋﻥ ﺃﺑﻰ ﻫﺭﻴﺮﺓ﴾
Dua rakaat dengan
bersiwak lebih utama daripada tujuhpuluh rakaat tanpa bersiwak; doa secara
sembunyi-sembunyi lebih utama daripada tujuhpuluh kali doa terang-terangan; dan
sedekah secara sembunyi-sembunyi lebih utama daripada tujuhpuluh kali sedekah
secara terang-terangan.
Riwayat
Ibnun-Najar melalui Abu Hurairah r.a.
Penjelasan:
Siwak terbuat dari kayu pohon yang dikenal
dengan nama pohon Araak, kegunaannya untuk membersihkan gigi dari kotoran yang
menempel padanya. Menurut suatu pendapat, dikatakan dengan banyak bersiwak,
maka gigi akan menjadi kuat serta bebas dari penyakit.
Menggunakan siwak
sebelum mengerjakan shalat pahalanya jauh lebih besar daripada shalat tanpa
siwak. Hal ini tiada lain karena dengan bersiwak orang yang bersangkutan
bertambah bersih. Bahkan dalam hadits lain telah di sebutkan bahwa Nabi Saw.
pernah bersabda: “Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku,
niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali akan mengerjakan
shalat.” Nabi Saw. mengatakan demikian tiada lain karena kuatnya sunnah
bersiwak.
Pada hadits terdahulu telah disebutkan bahwa
doa seseorang buat saudaranya tanpa sepengetahuan orangnya, lebih dekat untuk
dikabulkan. dikatakan demikian karena doanya itu jauh dari riya’ (pamer) serta
lebih kuat ikhlasnya, maka ia lebih dekat untuk diperkenankan oleh Allah Swt.
hal yang sama dikatakan pula terhadap apa yang di kandung dalam hadits ini,
yaitu doa secara sembunyi-sembunyi lebih baik dari pada doa secara
terang-terangan. Maksudnya lebih dekat untuk diperkenankan karena jauh dari
perasaan riya’ dan keikhlasan pelakunya lebih kuat.
Bersedekah secara sembunyi-sembunyi jauh
lebih utama daripada bersedekah secara terang-terangan. Dikatakan demikian
karena sedekah secara sembunyi-sembunyi jauh dari rasa riya’ dan pamer, maka
pahalanya jauh lebih besar daripada yang terang-terangan. Kesimpulannya ialah
bahwa pahala beribadah itu bergantung pada keikhlasan pelakunya; semakin kuat
keihklasan pelakunya, maka semakin besar pula pahalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar